kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ristia masuk Karawang dan Bali


Sabtu, 26 Mei 2012 / 09:22 WIB
Ristia masuk Karawang dan Bali
ILUSTRASI. Logo Boeing. REUTERS/Lucy Nicholson/File Photo


Reporter: Albertus Prestianta |

JAKARTA. Perusahaan properti, PT Ristia Bintang Mahkota Sejati Tbk (RBMS), bersiap membuka lahan untuk pengembangan proyek properti. Ristia sudah memperoleh izin pengelolaan lahan seluas 15 hektare (ha).

Namun hingga kini baru sekitar 10 hektare lahan yang sudah dibebaskan. "Lahan ini ada di Krawang Timur," kata Richard Wiriahardja, Komisaris Utama RBMS, saat paparan publik, Jumat (25/5).

Nantinya lahan ini bakal dipakai untuk membangun rumah (areal hunian) maupun area komersial seperti pusat belanja dan hotel. Namun, Richard menyatakan masih mengkaji lebih dalam opsi yang bakal dipilih, apakah untuk perumahan atau kombinasi antara hunian dan area komersial.

Ristia sudah menyiapkan dana sebesar Rp 75 miliar untuk pembebasan lahan. Rencananya, pembangunan proyek perumahan ini bakal berlangsung tahun depan.

Proyek perumahan yang masih dirahasiakan namanya ini bakal menyasar kalangan menengah dengan kisaran harga dari Rp 150 juta sampai Rp 400 juta per unit. Richard yakin, proyek properti Ristia bakal mendapat respon positif lantaran kebutuhan akan hunian masih terus ada, terutama di wilayah yang berdekatan dengan lokasi industri seperti di Karawang Timur.

Ristia Bintang saat ini memiliki beberapa proyek properti seperti Bintang Metropole di Bekasi seluas 20 ha. Perusahaan properti ini juga mengembangkan perumahan Mahkota Simprug di Ciledug, Tangerang, seluas 45 ha. Masih di Tangerang, Ristia Bintang juga mengembangkan kawasan perumahan di Cipondoh seluas 15 ha.

Masuk bisnis hotel

Ekspansi Ristia tak berhenti di proyek perumahan saja. Di akhir 2011, perseroan ini mengakuisisi 40% saham milik PT Tiara Raya Bali International. Lewat aksi ini, Ristia mengembangkan bisnis di bidang perhotelan.

Maklum, saat ini Tiara Bali adalah pemilik hotel bintang lima Le Meridien. "Saat ini kami sedang dalam proses pembangunan hotel pertama kami di kawasan Jimbaran, Bali," ujar Richard.

Rencananya proyek pembangunan ini akan selesai akhir tahun 2012 dan mulai beroperasi awal 2013. Saat ini pembangunan konstruksi hotel ini sudah selesai dan tinggal tahap penyelesaian akhir.

Ristia membutuhkan dana US$ 30 juta untuk membangun hotel bintang lima itu. Dana itu dipenuhi dari kas internal dan utang ke Bank BNI.

Richard menargetkan tingkat hunian hotel 120 kamar ini bisa mencapai 55%. Ia yakin target hunian ini bisa tergapai. Menurut catatan Pemerintah Provinsi Bali, saat low season saja, rata-rata tingkat hunian hotel di Bali sebesar 68%.

Setelah hotel Le Meredien di Jimbaran beroperasi, dalam tempo enam bulan, Ristia bakal membangun satu hotel lagi di kawasan Ubud, Bali.

Ristia memang kudu terus berekspansi. Lihat saja kinerja perusahaan ini di kuartal pertama yang mencatatkan rugi bersih Rp 780 juta. Nilai kerugian ini relatif kecil ketimbang kerugian di periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 13,88 miliar akibat penjualan saham PT Royal Oak Development Asia Tbk (RODA) yang sempat Ristia miliki.

Meski merugi, penjualan kuartal pertama tahun 2012 mengalami kenaikan 60,24% menjadi Rp 5,7 miliar atau naik 60,24% dari penjualan kuartal pertama 2011 yang sebesar Rp 2,16 miliar. Tahun ini, Richard yakin Ristia Bintang bakal mengais laba. Untuk itu, ia menargetkan penjualan tahun 2012 tumbuh 20% dari hasil 2011 yang sebesar Rp 15,72 miliar. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×