kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prospek saham bank syariah diperkirakan bakal cerah


Kamis, 21 Januari 2021 / 10:50 WIB
Prospek saham bank syariah diperkirakan bakal cerah
ILUSTRASI. Karyawan mengabadikan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (8/1/2021)


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persaingan bank syariah di bursa saham Indonesia bakal kian seru. Pilihan investor berbasis syariah akan bertambah dengan rencana merger bank tiga bank syariah pelat merah dan rencana penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) PT Bank Net Indonesia Syariah pada Februari mendatang. Mereka akan bersaing dengan emiten PT BTPN Syariah Tbk (BTPS) merebut perhatian investor.

Merger PT BRI Syariah Tbk (BRIS) dan PT Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS) dan PT Bank Mandiri Syariah (BMS) menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) tinggal menghitung hari.

Izin merger dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan dirilis pekan ini sehingga legal merger masih sesuai target rampung pada 1 Februari mendatang.

Merger ini akan membuat valuasi saham BRIS semakin besar. Bahkan sejak tahun lalu, sahamnya sudah meroket didorong oleh ekspektasi pasar terhadap hasil penggabungan tersebut.

Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN Hery Gunardi mengatakan, setelah mendapat izin OJK maka tahapan selanjutnya tinggal menunggu proses pengesahan nama baru bank hasil penggabungan yakni PT Bank Syariah Indonesia (BSI) di Kementerian Hukum dan HAM.

Paska merger, Bank Syariah Indonesia akan masuk kelompok Bank Umum Kegitaan Usaha (BUKU) III dengan modal inti Rp 20,4 triliun. Namun, tahun depan ditargetkan sudah bisa masuk ke BUKU IV.

Baca Juga: Saham BRIS meroket 14,42% (20/1/2021), ini PER dan PBV terbaru

"Harapannya bisa menjadi BUKU 4 dengan modal inti mencapai Rp 30 triliun pada awal 2022 dari return earning dan tambahan rights issue,” kata Hery, Selasa (19/1).

Sampai akhir 2020, total aset ketiga bank syariah pelat merah itu mencapai Rp 240 triliun. Pada tahun 2025, aset BSI ditargetkan bisa mencapai Rp 30 triliun dengan pembiayaan menyentuh Rp 272 triliun dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) Rp 355 triliun.

Menjelang target selesainya penggabungan usaha, integrasi infrastruktur dari BRI Syariah, Bank Mandiri Syariah, dan BNI Syariah sudah mulai disiapkan.

Hery bilang, BSI nantinya  akan memilih satu paltform mobile banking dari ketiganya untuk dipertahankan sebagai platform BSI. Selanjutnya, akan dialkukan penambahan fitur baru sesuai kebutuhan nasabah.

Hery memastikan tidak akan ada penutupan kantor cabang setelah merger terlaksana. Saat ini ketiga bank tersebut punya 268 kantor cabang, dan 852 kantor cabang pembantu, serta 1.785 ATM. "Kantor yang berdekatan nantinya akan direlokasi," ujarnya pada Kontan.co.id, Rabu (20/1).

Di samping itu, BSI akan menggenjot digital banking. Ke depannya bank ini hanya akan mempertahankan kantor cabang yang ada saat ini dan lebih banyak mendorong layanan digital banking tersebut.

Sementara terkait teknis penyelesaian pembiayaan bermasalah dari ketiga bank tersebut paska merger masih belum bisa dijawab Hery.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×