kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pertumbuhan ekonomi kuartal II 2018 lebih terdorong program pemerintah


Selasa, 07 Agustus 2018 / 17:58 WIB
Pertumbuhan ekonomi kuartal II 2018 lebih terdorong program pemerintah
ILUSTRASI. Ilustrasi Opini - Bansos UntukPertumbuhan Inklusif


Reporter: Patricius Dewo | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi Indonesia tumbuh melampaui perkiraan di kuartal II 2018 yakni sebesar 5,27%. Namun di mata pengamat ekonomi, pertumbuhan ekonomi di periode tersebut belum berkualitas lantaran lebih banyak didorong oleh program pemerintah, seperti bantuan sosial.

Direktur Institute For Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati mengatakan, dirinya cukup kaget dengan angka pertumbuhan ekonomi yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS). Ekonomi bisa tumbuh 5,27%, padahal motor penggerak pertumbuhan ekonomi yaitu investasi dan konsumsi tidak tumbuh tinggi.

"Menarik. Secara statistik masih baik- baik saja, bisa dijelaskan. Saya agak bingung ketika motor penggerak pertumbuhan itu kan konsumsi dan investasi. Konsumsi meningkat tidak terlalu tinggi, justru investasi turun," ujar Enny usai menjadi pembicara dalam seminar bertajuk "Menentukan Nasib Jangka Panjang Ekonomi Indonesia" yang diselenggarakan Media Bisnis dan Investasi KONTAN bersama dengan PT Minna Padi Aset Manajemen, Selasa (7/8).

Enny mengatakan, pendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2018 itu berasal dari percepatan program pemerintah seperti bantuan sosial (bansos) yang sudah didorong sejak kuartal I 2018.

Persoalannya, program ini tidak begitu berdampak besar ke tingkat konsumsi ataupun investasi. "Makanya inventory besar. Produksi meningkat tapi tersimpan di inventory, makanya inventory positif," kata Enny.

Senada, Akhmad Akbar, ekonom Core juga bilang, pertumbuhan ekonomi di triwulan II 2018 lebih dipengaruhi belanja bantuan sosial (bansos). Program ini secara langsung mempengaruhi tingkat kemiskinan. Namun berimbas ke pengurangan belanja modal pemerintah.

"Belanja bansos yang besar itu memang by design. Kalau kita boleh jujur ya, bansos pada 2015 sampai 2017 itu kecil sekali, dan saya yakin pada 2019 akan besar, sebaliknya belanja modal dikurangi pada tahun ini. Itu pasti ada kepentingannya, suka tidak suka memang itu terjadi pada tahun ini,namanya juga mau pemilu pasti mau menang lagi," ujar Akbar kepada Kontan.co.id, Selasa (7/8).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×