kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permintaan ikan naik, DSFI mengail cuan


Rabu, 19 Juli 2017 / 11:51 WIB
Permintaan ikan naik, DSFI mengail cuan


Reporter: Abdul Basith, Noverius Laoli | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Permintaan produk perikanan terus menunjukkan kenaikan di pasar global. Kenaikan permintaan terutama datang dari pasar Eropa dan Amerika Serikat (AS), seiring dengan makin tingginya kesadaran masyarakat akan makanan sehat.

Ini pula yang menjadi berkah produsen perikanan dalam negeri. Salah satunya PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk (DSFI). Kenaikan permintaan membuat perusahaan perikanan yang berorientasi ekspor ini meraup kenaikan pendapatan di semester pertama 2016.

Corporate Communication DSFI Saut Marbun mengatakan, volume penjualan perusahaan meningkat sekitar 5% selama semester pertama tahun ini dibanding periode sama tahun sebelumnya. Dengan kenaikan itu maka penjualan semester I-2017 mencapai 4.320 ton. Terdiri dari penjualan ekspor produk perikanan sebesar 3.581 ton dan penjualan dalam negeri sebesar 738 ton.

Peningkatan penjualan ini pula mengerek pendapatan DSFI sebesar 9,63%. Jika selama semester I-2016, pendapatan perusahaan berkode saham DSFI hanya Rp 301 miliar, pada semester I tahun ini meningkat menjadi Rp 330 miliar. Laba pun ikut terdorong sekitar 15% sampai 17%. "Pencapaian tersebut melebihi target DSFI," tandasnya kepada KONTAN, Selasa (18/7).

Lebih lanjut, Saut menjelaskan, tahun ini DSFI menargetkan penjualan mencapai sebesar Rp 640 miliar. Dari pencapaian sebesar Rp 330 miliar sampai semester I-2017, artinya dari target sudah tercapai sekitar 50%. Target itu naik 5,96% dari hasil penjualan 2016 sebesar Rp 604 miliar.

Saut bilang, DSFI hingga saat ini masih fokus menggarap pasar ekspor ketimbang pasar dalam negeri. Pasar terbesar DSFI adalah Eropa, AS, Jepang, dan China. Di pasar negara-negara besar dan maju tersebut, produk perikanan Indonesia harus bersaing dengan perusahaan pengolah ikan dari negara tetangga seperti Vietnam dan Thailand.

Meski begitu, Saut bilang, tidak menutup kemungkinan DSFI melirik pasar lokal. Apalagi, pasar dalam negeri juga menjanjikan peluang yang besar.

Produksi ikan naik

Potensi besar produk perikanan di dalam maupun luar negeri diimbangi dengan peningkatkan produksi ikan dalam negeri. Hal itu terlihat dari peningkatkan hasil tangkapan ikan nelayan yang selama ini menjadi pemasok utama DSFI. Untuk memastikan pasokan bahan bakunya aman, DSFI juga bekerjasama dengan para nelayan di sejumlah tempat di Indonesia.

Dia menyebut, peningkatan produksi ikan juga tak terlepas dari kebijakan larangan penggunaan alat tangkap cantrang. Penjagaan yang ketat terhadap illegal fishing pun turut membuat produksi ikan meningkat. "Kebijakan Menteri Susi Pudjiastuti dirasakan oleh masyarakat nelayan dan meningkatkan produksi ikan," ujar Saut.

Dengan kenaikan permintaan dan tangkapan ikan, Saut yakin saat ini nilai tukar nelayan Indonesia meningkat. Sebab saat ini harga beli di tingkat nelayan sudah mendekati harga pasar. Menurutnya hal tersebut disebabkan oleh kemajuan teknologi sehingga informasi harga dapat diterima langsung oleh nelayan..

Dengan potensi itu maka Direktur Utama DSFI Herman Sutjiamidjaja telah menaikkan target penjualan DSFI tahun ini dari sebelumnya 5,9% menjadi di atas 10%. dengan kenaikan itu maka di akhir tahun DSFI optimis bisa meraup penjualan Rp 664,4 miliar.

Optimisme kenaikan penjualan didasarkan pada nilai kontrak sampai akhir Mei 2017 yang sudah mencapai US$ 19,7 juta atau setengah dari target tahun lalu yang sebesar US$ 40 juta. Herman yakin nilai akan terus bertambah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×