kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pergerakan rupiah esok akan didominasi sentimen eksternal


Minggu, 17 Januari 2021 / 20:30 WIB
Pergerakan rupiah esok akan didominasi sentimen eksternal
ILUSTRASI. Jumat (15/1) rupiah ditutup menguat 0,28% ke level Rp 14.020 per dolar Amerika Serikat (AS).


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan nilai tukar rupiah awal pekan diprediksi akan didominasi sentimen global. Pekan lalu, pergerakan rupiah cenderung sideways akibat penguatan indeks dolar.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Jumat (15/1) rupiah ditutup menguat 0,28% ke level Rp 14.020 per dolar  Amerika Serikat (AS). Sedangkan data kurs tengah Bank Indonesia (Jisdor) menguat 0,36% ke level Rp 14.068 per dolar AS pada hari Jumat.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede memprediksi, pergerakan rupiah dalam sepekan ke depan akan menyorot sejumlah rilis data ekonomi China. China akan merilis data pertumbuhan ekonomi kuartal keempat 2020, produksi industri, dan angka penjualan ritel.

Sementara itu, pelantikan Presiden AS terpilih Joe Biden di Rabu (20/1) diprediksi bakal mempengaruhi pergerakan pasar keuangan global. Ini mengingat, pasar juga tengah menanti kepastian stimulus AS seperti yang pernah dijanjikan Biden dalam kampanye Pilpres sebelumnya. 

Baca Juga: Tahun 2021, sejumlah emiten ritel tetap menambah gerai baru

Adapun sentimen dari dalam negeri, pelaku pasar tengah menanti hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) terkati suku bunga acuan di awal tahun. Prediksinya, BI masih akan mempertahankan suku bunga acuannya. "Untuk itu, rupiah Senin (18/1) akan bergerak di rentang Rp 13.950 per dolar AS hingga Rp 14.150 per dolar AS," kata Josua kepada Kontan.co.id, Minggu (17/1). 

Josua mengatakan, dolar menguat pada pekan lalu karena sentimen pemakzulan Presiden AS Donald Trump, dukungan The Fed atas perlunya pengurangan pembelian aset atau obligasi. Ada juga sentimen terkait kepastian stimulus fiskal Biden. 

Di samping itu, beberapa data ekonomi AS cenderung bervariasi. Inflasi Desember 2020 masih sesuai ekspektasi di level 1,4% secara year on year (yoy). Tapi penjualan ritel tercatat lebih rendah, sekaligus mencerminkan data ekonomi yang lemah. Hal ini memungkinkan The Fed untuk mempertahankan program suku bunga rendah dan belanja obligasi. 

Baca Juga: Ada pelantikan Biden dan RDG BI, begini arah pergerakan IHSG sepekan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×