kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengusaha Maya Miranda mengakuisisi Batamec Shipyard


Sabtu, 26 Oktober 2019 / 07:10 WIB
Pengusaha Maya Miranda mengakuisisi Batamec Shipyard


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Status PT Batamec Shipyard berubah dari Penanaman Modal Asing (PMA) menjadi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) setelah pengusaha Maya Miranda mengakuisisi perusahaan galangan kapal ini.

Batamec Shipyard yang sudah berdiri sejak 1985 ini, merupakan salah satu perusahaan galangan kapal terbesar di Indonesia yang bergerak di bidang pembangunan kapal baru, perbaikan dan konversi kapal.

“Setelah lebih dari 35 tahun menjadi PMA, akhirnya PT Batamec Shipyard resmi menjadi perusahaan milik anak bangsa. Perusahaan lokal dengan skala internasional,” ujar Maya Miranda Ambarsari, Pemilik dan Presiden Direktur Batamec Shipyard dalam siaran pers, Kamis (24/10).

Baca Juga: Profil Agus Suparmanto yang menjadi menteri perdagangan

Batamec memiliki berbagai fasilitas lengkap untuk pembuatan dan perbaikan kapal. Yakni berdiri di atas lahan sekitar 70 hektare dengan fasilitas seperti graving dock yang sudah dilengkapi dua grantry crane berkapasitas 160 ton dan tinggi 32 meter.

Perusahaan yang berlokasi di Batam ini telah menerima penghargaan ISO 9001:2008 tentang sistem manajemen berkualitas, serta sistem keamanan dan kesehatan dari BS OHSAS 18001:2007, serta sistem manajemen lingkungan ISO 14001:2004.

Batamec saat ini mampu memproduksi berbagai jenis kapal mulai dari kapal tanker, kapal kargo, kapal bantu cair minyak, kapal tandu, dan lainnya tergantung dari permintaan. Permintaannya pun tidak hanya berasal dari dalam negeri, Batamec bahkan pernah memproduksi kapal yang dipesan langsung dari luar negeri seperti Norwegia.

Pengusaha berusia 46 tahun ini mengatakan alasannya mengakuisisi bisnis tersebut karena dirinya optimistis dengan prospek usaha di bidang perkapalan. Apalagi, Indonesia sebagai negara maritim tentu saja membutuhkan kapal-kapal terbaik yang diproduksi oleh anak bangsa.

“Saya melihat Batamec bisa menjadi market leader untuk perusahaan galangan kapal di Indonesia. Dengan pengalaman yang sudah lebih dari 35 tahun sejak berdiri pada 1984, Batamec sudah memiliki sistem kerja, produksi, dan men power yang sangat profesional sehingga mampu memproduksi kapal-kapal terbaik,” tambah Maya.

Baca Juga: Steadfast Marine (KPAL) rilis dua unit kapal pesanan TNI AL senilai Rp 86 miliar

Dia juga mengatakan bahwa keputusan untuk mengambil alih kepemilikan saham Batamec bukan hanya sekedar mencari keuntungan semata, tetapi sebagai kesempatan untuk bersama-sama membangun Indonesia. Pasalnya bisnis Batamec sempat berhenti sekitar 1,5 tahun dan dia melihat bahwa perusahaan yang memiliki lebih dari 500 karyawan ini akan membawa kemaslahatan.

“Dengan saya men-take over perusahaan ini dan menjadikannya sebagai perusahaan nasional, diharapkan bisa membawa kedigdayaan Indonesia pada bidang perkapalan di mata dunia. Selain tentunya dapat menyerap tenaga kerja dan membuka lapangan pekerjaan yang akan membangun perekonomian,” tambahnya.

Sebelumnya, sekitar bulan Agustus 2019, Maya juga baru saja mengakuisisi kepemilikan saham PT Tawu Inti Bati yang merupakan pabrik pengolahan minyak yang juga awalnya miliki perusahaan asing atau PMA. Artinya, dalam tiga bulan, pengusaha wanita ini telah mengakuisisi dua PMA menjadi PMDN.

Selain itu, wanita lulusan dari Master of International Business, Swinburne University of Technology, Melbourne juga tercatat sebagai salah satu pemilik perusahaan e-commerce JD.ID shopping online dan memiliki shareholder di Pertambangan Emas PT Merdeka Copper and Gold Tbk (MDKA). Dia juga memiliki guest house Elliottii, klinik kecantikan, serta memiliki yayasan untuk kegiatan sosial, yaitu Rumah Belajar Miranda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×