kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ451.000,45   6,85   0.69%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasar saham merana, asuransi syariah catat hasil investasi minus Rp 495 miliar


Rabu, 28 November 2018 / 14:03 WIB
Pasar saham merana, asuransi syariah catat hasil investasi minus Rp 495 miliar
ILUSTRASI. Keuangan Syariah


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi pasar saham yang fluktuatif telah berimbas pada kinerja investasi industri asuransi syariah tahun ini. Hal ini terlihat dari realisasi hasil investasi pelaku industri asuransi syariah anjlok di posisi September 2018.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat hasil investasi industri asuransi ini sampai September 2018, minus Rp 495 miliar. Padahal di periode yang sama tahun lalu, pelaku usaha asuransi syariah masih memperoleh hasil investasi yang positif yaitu sebesar 1,76 triliun.

Meski realisasi hasil investasi masih tertekan, tapi kinerja tersebut menunjukkan perbaikan dibandingkan bulan sebelumnya. Pada Agustus 2018, hasil investasi asuransi syariah lebih terpuruk, yaitu minus Rp 542 miliar.

Ketua Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Ahmad Syaroni mengakui minusnya kinerja investasi industri asuransi syariah di tahun ini disebabkan iklim investasi serta pergerakan ekonomi yang kurang menguntungkan.

“Kondisi ekonomi makro dan mikro mempengaruhi indeks harga saham gabungan atau IHSG. Karena terkadang harga saham melambung tinggi kemudian bisa kembali ke titik terlemah,” kata Syahroni di Jakarta, Selasa (27/11).

Meski demikian ia masih optimistis hasil investasi industri asuransi syariah bisa kembali pulih di tahun depan. Menurutnya, tren perekonomian global yang cenderung membaik akan menopang penguatan IHSG, walaupun pasar masih bersikap awas terhadap kenaikan suku bunga The Fed dan perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

Di posisi yang sama, industri asuransi syariah justru mencatatkan kenaikan aset dan dana kelola. Aset industri asuransi ini tumbuh 9,36% menjadi Rp 41,81 triliun, sedang dana kelola mencapai Rp 36,66 triliun, atau naik 9,46% secara tahunan.

Di tengah kondisi pasar tertekan, PT Asuransi Jasindo Syariah memilih melakukan diversifikasi instrumen investasi yang terukur dan menawarkan produk asuransi yang menguntungkan. Kemudian menyeimbangkan tingkat penghasilan dan pengeluaran perusahaan atau disebut dengan (cash flow).

“Alhamdullih hingga akhir Oktober 2018, Jasindo syariah mencatatkan imbal hasil positif dengan instrumen investasi yang merata antara deposito, surat berharga negara, sukuk dan reksadana,” kata Plt Direktur Utama Jasindo Syariah Acu Kusnandar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×