kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,73   -14,78   -1.58%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pabrik emas Wilton Makmur (SQMI) akan beroperasi di paruh kedua 2020


Jumat, 17 Januari 2020 / 19:15 WIB
Pabrik emas Wilton Makmur (SQMI) akan beroperasi di paruh kedua 2020
ILUSTRASI. Wilton Makmur Indonesia (SQMI) tengah menanti penyelesaian proyek pabrik pengolahan emas di Ciemas Jawa Barat.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wilton Makmur Indonesia Tbk (SQMI) yang dahulu bernama PT Renuka Coalindo Tbk tengah menanti penyelesaian proyek pabrik pengolahan emas di Ciemas Jawa Barat.

Direktur Utama SQMI Oktavia Budi Raharjo mengatakan, saat ini perkembangan proyek pabrik pengolahan emas sudah mencapai 95%. Seluruh konstruksi fisik sudah selesai dibangun. SQMI tinggal menyelesaikan beberapa bagian terakhir sebagai persiapan menuju tahap commissioning yang ditargetkan dimulai di kuartal kedua nanti.

Adapun di semester kedua atau paling lambat di akhir tahun nanti, pabrik pengolahan emas tersebut ditargetkan beroperasi secara komersial.

Baca Juga: Cermati 27 emiten yang memiliki ekuitas negatif

Ia menuturkan, secara keseluruhan nilai investasi untuk membangun pabrik pengolahan emas mencapai kisaran US$ 300 juta. Karena pembangunan sudah mencapai 95%, maka dana belanja modal atau capital expenditure (capex) yang diperlukan SQMI kali ini sekitar US$ 10 juta—US$ 20 juta.

“Dana belanja modal kami dari kas internal dan strategic partner,” kata Budi usai paparan publik, Jumat (17/1).

Ketika beroperasi, pabrik emas SQMI akan memiliki kapasitas produksi sebesar 500 ton ore per hari. SQMI juga akan langsung melanjutkan pengembangan kapasitas pabrik tersebut hingga 1.500 ton ore per hari. Diperlukan waktu dua tahun dari sekarang bagi SQMI untuk mencapai level kapasitas tersebut.

Selagi menunggu penyelesaian pabrik, SQMI masih akan mengandalkan penjualan emas dari persediaan yang dimilikinya di tambang Ciemas untuk memacu pertumbuhan pendapatan. Sayangnya, Budi belum bisa menyampaikan target penjualan emas yang dimaksud, termasuk target pendapatan perusahaan secara spesifik.

Catatan Kontan.co.id, pada kuartal tiga tahun lalu, SQMI tidak membukukan pendapatan di dalam laporan keuangannya. Kemudian, di akhir bulan Oktober 2019 silam SQMI merilis laporan keuangan yang mana terdapat pencatatan pendapatan sebesar Rp 2,32 miliar.

Baca Juga: Emiten Tambang Makin Agresif Menggali Emas

Pendapatan ini diperoleh berkat penjualan emas sebanyak 3,44 kilogram pada 4 Oktober tahun lalu.

Lebih lanjut, meski pabrik pengolahan emas belum beroperasi, Budi mengaku pihaknya sudah mendapat beberapa tawaran dari calon pembeli emas SQMI. “Banyak yang berminat untuk beli dari kami, baik pembeli lokal atau mancanegara,” ungkap Budi.

Budi berpendapat, tingginya minat calon pembeli dikarenakan potensi tambang emas Ciemas yang dikelola SQMI terbilang besar. Secara keseluruhan, tambang emas Ciemas memiliki luas 3.078 hektare (ha). SQMI baru mengeksplorasinya seluas 200 ha. Dari jumlah tersebut, 10 ha di antaranya diperuntukkan sebagai lahan pabrik pengelohan emas.

Dengan luas wilayah sekitar 200 ha, cadangan emas yang bisa ditambang oleh SQMI tercatat sebesar 25,20 ton atau setara 810.386 ons troi. Tingkat kemurnian emas SQMI diklaim mencapai 99%.

Baca Juga: Emiten berbondong-bondong garap tambang emas, ini kata analis

“Secara jangka pendek, kami fokus menambang di blok yang 200 Ha dulu. Sambil berjalan, kami bisa ekspansi ke sisa area,” imbuh Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×