kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

OJK menargetkan pendanaan pasar modal tahun depan mencapai Rp 192 triliun


Jumat, 14 Juni 2019 / 12:36 WIB
OJK menargetkan pendanaan pasar modal tahun depan mencapai Rp 192 triliun


Reporter: Grace Olivia | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memasang target penghimpunan dana dari pasar modal lebih tinggi, yaitu sebesar Rp 192 triliun untuk tahun 2020.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR soal Kerangka Asumsi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal 2020, Kamis (13/6).

Target tersebut hanya naik 3,2% dibandingkan target penghimpunan dana dari pasar modal di tahun ini yang sebesar Rp 186 triliun. Wimboh menyampaikan, prospek perlambatan ekonomi global pada tahun 2019-2020 menjadi salah satu tantangannya.

“Kita betul-betul harus ada strategi yang cocok, bagaimana demand bisa menyerap pertumbuhan kredit maupun initial public offering (IPO) di pasar modal dalam rangka pembiayaan berbagai proyek,” ujar Wimboh.

Sepanjang tahun 2018, OJK mencatat ada penghimpunan dana sebesar Rp 166 triliun dari pasar modal melalui total 168 penawaran umum. Adapun, OJK melaporkan, penghimpunan dana di pasar modal hingga Mei lalu telah mencapai Rp 54,71 triliun yang berasal dari 52 penawaran umum.

"Saat ini, ada sekitar Rp 40,6 triliun yang sedang dalam proses penawaran,” lanjut Wimboh.

Untuk tahun 2020, pemerintah memperkirakan kebutuhan investasi mencapai Rp 5.823,2 triliun. Ini dengan asumsi pertumbuhan ekonomi mencapai 5,6% dan pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) alias pertumbuhan investasi pada level 7,4%.

Wimboh optimistis, pasar modal dapat berkontribusi terhadap pencapaian target kebutuhan investasi tersebut. Jika dihitung, target penghimpunan pasar modal sebesar Rp 192 triliun itu menyumbang 3,3% dari total kebutuhan investasi.

Selain itu, Wimboh juga menyebut, sektor keuangan akan ikut mendukung upaya pemerintah mendorong pertumbuhan investasi di beberapa sektor prioritas seperti sektor manufaktur, perikanan, pariwisata, agrikultur, dan pertambangan.

“Kami OJK mewakili sektor keuangan tentunya akan memprioritaskan itu, baik dalam rangka IPO maupun nanti dalam mengarahkan dalam pemberian kredit,” tandas Wimboh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×