kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nilai belanja modal tinggi, TGRA akan right issue di tahun depan


Jumat, 22 November 2019 / 19:15 WIB
Nilai belanja modal tinggi, TGRA akan right issue di tahun depan
ILUSTRASI. PT Terregra Asia Energy Tbk (TGRA)


Reporter: Dimas Andi | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Terregra Asia Energy Tbk (TGRA) menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) yang cukup besar di tahun 2020 mendatang, yakni sekitar Rp 660 miliar. Manajemen TGRA pun menyiapkan sejumlah sumber pendanaan agar capex tersebut dapat dipenuhi.

Sekadar catatan, dari total Rp 660 miliar capex yang disiapkan TGRA di tahun depan, 45% di antaranya digunakan untuk mengerjakan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Australia.

Baca Juga: Gelontorkan capex Rp 660 miliar tahun depan, TGRA siap percepat proyek EBT

Sedangkan 55% lainnya dialokasikan untuk percepatan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Minihidro (PLTM) di Indonesia.

Sekretaris Perusahaan TGRA Christin Soewito mengatakan, sumber capex TGRA di tahun depan berasal dari ekuitas internal perusahaan, pinjaman perbankan atau lembaga keuangan lainnya, hingga penerbitan right issue atau hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD).

Ia menyebut, pihaknya bersiap melakukan right issue sekitar kuartal kedua tahun depan. Namun, ia belum bisa menyampaikan proyeksi nilai right issue yang akan diterbitkan perusahaan. “Right issue nanti pastinya untuk memperkuat permodalan kami,” katanya ketika ditemui Kontan, Jumat (22/11).

Lebih jauh, ia mengaku target pelaksanaan right issue TGRA sebenarnya mengalami kemunduran. Awalnya, emiten pengembang energi baru dan terbarukan (EBT) hendak menerbitkan right issue pada tahun ini.

Baca Juga: Raih kontrak Rp 54 miliar dari PLN, TGRA optimistis kinerja akan membaik

Hanya saja, pihak TGRA masih menunggu adanya surat formal dari sejumlah mitra strategis yang turut membantu pengembangan proyek EBT milik perusahaan. Surat tersebut menjadi syarat dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mesti dipenuhi oleh TGRA.

“Saat ini masih tahap pembicaraan dengan mitra strategis. Kalau surat formal ini sudah ada, kami bisa ajukan ke OJK sehingga right issue tersebut bisa segera terealisasi,” ungkap dia.

Dia melanjutkan, tingginya capex TGRA untuk pengembangan proyek PLTS di Australia membuat pihak TGRA membuka opsi hedging agar terhindar dari risiko volatilitas kurs rupiah dengan dollar Australia.

Asal tahu saja, di kuartal III-2019 TGRA menderita kerugian selisih kurs sebesar Rp 3,72 miliar. Padahal, di periode yang sama tahun sebelumnya TGRA tidak mencatatkan kerugian ataupun keuntungan selisih kurs.

Baca Juga: Gelar paparan publik isidentil, TGRA bantah rumor kepemilikan saham oleh Benny Tjokro

“Kami belum lama sebenarnya jalankan proyek PLTS di Australia dan ternyata risiko selisih kursnya cukup tinggi,” ujar Christin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×