kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengenal Mansa Musa, orang terkaya sepanjang masa


Jumat, 15 Maret 2019 / 18:43 WIB
Mengenal Mansa Musa, orang terkaya sepanjang masa


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - AFRIKA. Pendiri Amzaon Jeff Bezos adalah orang terkaya di dunia. Dengan kekayaan senilai US$ 131 miliar atau setara menjadikannya sebagai orang terkaya di era modern. Namun ia tidak termasuk sebagai orang terkaya sepanjang masa yang disematkan kepada Mansa Musa, seorang penguasa Afrika Barat di abad ke-14 yang sangat kaya.

Bahkan dengan kedermawannya itu, ia bisa menghancurkan perekonomian dalam suatu negara. “Jumlah kekayaan Musa sungguh besar bahkan mustahil untuk mengetahui sebesar kaya dan berkuasanya dia sebenarnya,” kata Rudolph Butch Ware, guru besar sejarah di Universitas California, yang dilansir oleh BBC, Minggu (10/3).

Pada tahun 2012, situs web AS Celebrity Net Worth memperkirakan jumlah kekayaan Musa berada di angka US$ 400 miliar, tetapi para sejarawan ekonomi sepakat bahwa kekayaannya tak mungkin dihitung dalam angka.

Mansa Musa lahir tahun 1280 di keluarga para penguasa. Ia mewarisi takhta yang ditinggalkan sang saudara laki-laki, Mansa Abu-Bakr. Di bawah kepemimpinannya, Kerajaan Mali berkembang pesat. Ia berhasil menguasai 24 kota baru, termasuk Timbuktu.

Kerajaan tersebut membentang sepanjang 2.000 mil, dari Samudera Atlantik hingga daerah yang kini merupakan Nigeria, termasuk kawasan-kawasan yang kini menjadi Senegal, Mauritania, Mali, Burkina Faso, Niger, Gambia, Guinea-Bissau, Republik Guinea, dan Pantai Gading.

Dengan wilayah kekuasaan yang begitu luas, sumber daya alam yang dimiliki Kerajaan Mali pun sangat besar, termasuk emas dan garam.

Selama pemerintahan Mansa Musa, Kerajaan Mali memiliki hampir setengah jumlah emas yang beredar di wilayah Dunia Lama, menurut British Museum. "Sebagai penguasa, Mansa Musa punya akses yang hampir tidak terbatas di abad pertengahan," terang Kathleen Bickford Berzock, yang merupakan spesialis seni Afrika di Block Museum of Art di Universitas Northwestern.

"Pusat-pusat perdagangan utama yang menggunakan emas dan komoditas lain. Ia memperoleh kekayaannya dari aktivitas perdagangan tersebut," tambahnya.

Meskipun Kerajaan Mali menjadi sumber emas, kerajaan tersebut tidak banyak dikenal. Ini berubah ketika Mansa Musa, seorang Muslim yang taat, memutuskan untuk berhaji ke Mekah, melalui Gurun Sahara dan Mesir.

Dia dikabarkan berangkat dari Mali bersama dengan rombongan berisi 60.000 orang. Sang Raja membawa serta seluruh pejabat, pasukan tantara, pedagang, penghibur, penunggang unta dan 12.000 budaknya, juga serobongan kambing dan domba untuk persediaan makanan.

Mansa Musa meninggalkan kesan tak terlupakan di Kairo, hingga al-Umari, yang mengunjungi kota itu 12 tahun setelah kedatangan Mansa Musa ke sana, ingat bagaimana orang-orang Kairo menyanjung-nyanjung raja Mali tersebut.

Begitu mewahnya ia membagikan emas yang dibawanya di Kairo, sampai-sampai persinggahannya selama tiga bulan di kota tersebut menyebabkan anjloknya harga emas di kawasan tersebut selama 10 tahun dan menghancurkan perekonomian di sana.

Perusahaan teknologi yang berbasis di AS, SmartAsset.com, memperkirakan akibat penyusutan nilai emas dari perjalanan haji Mansa Musa menyebabkan kerugian ekonomi senilai US$1,5 miliar di seluruh Timur Tengah.

Dalam perjalanan pulangnya, Mansa Musa melintasi Mesir lagi, dan ia mencoba untuk membantu perekonomian negara itu dengan menarik sebagian emas dari peredaran. Ia kemudian menetapkan suku bunga yang tinggi bagi para pemberi pinjaman Mesir. Yang lain megatakan dia menghabiskan begitu banyak emas hingga kehabisan stok.




TERBARU

[X]
×