kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mencegah risiko jatuh, orang tua dianjurkan tetap olah raga teratur


Rabu, 18 April 2018 / 17:47 WIB
Mencegah risiko jatuh, orang tua dianjurkan tetap olah raga teratur
ILUSTRASI. Ilustrasi kesehatan lansia


Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - Jatuh merupakan salah satu penyebab orang lanjut usia mengalami cidera. Pada tahun 2014 di AS tercatat, satu dari tiga lansia berusia setidaknya 65 tahun dilaporkan mengalami jatuh dan berkaitan dengan kematian. 

Untuk menghindari risiko jatuh pada usia lanjut, Badan Layanan Pencegahan AS (USPSTF) menganjurkan orang tua untuk tetap menjalankan olah raga teratur. Dari survei yang dilakukan USPTFS, ditemukan bahwa olah raga teratur bisa mengurangi kemungkinan jatuh atau cidera terkait jatuh.

"Fraktur osteoporosis (terkait dari pelemahan tulang akibat osteoporosis) dan jatuh adalah hal yang umum terjadi tapi memiliki dampak besar terhadap kualitas hidup seseorang, sehingga apapun untuk meningkatkan kualitas hidup, itu yang penting," kata Dr Alex Krist, Vice Chairperson di USPSTF, dikutip dari CBSNews

Program yang digelar USPSTF ini meminta para lanjut usia untuk berolah raga tiga kali sehari dalam setahun. "Secara keseluruhan, kemungkinan jatuh berkurang 10%-20% bagi mereka yang menuntaskan program ini," kata Krist pada NPR.org.

Olah raga untuk lansia dianjurkan terutama untuk mereka yang tinggal di rumah dan tidak menggunakan jasa perawat untuk menjaga mereka. Olah raga yang difokuskan pada penguatan otot, keseimbangan, dan cara berjalan pun harus disesuaikan dengan setiap orang.

"Untuk lansia berusia 65 tahun yang cukup aktif, mengikuti program seperti Tai Chi bisa dilakukan. Sedangkan individu yang lebih tua, yang mungkin lebih lemah atau bahkan tidak bisa berjalan dengan baik sendiri, lebih memerlukan seperti terapi fisik," kata Krist. 

Dalam program ini, USPSTF juga mengkaji perlunya vitamin D. Dari hasil kajian ini ditemukan, suplemen vitamin D hanya perlu diberikan pada mereka yang menderita defisiensi. 

USPSTF menganjurkan orang tua mengkonsumsi vitamin D sesuai kebutuhan, tapi tak berlebihan karena akan meningkatkan risiko penyakit ginjal. Dari kajiannya, USPSTF tak menemukan keunggulan vitamin D dalam pencegahan orang tua dari kemungkinan jatuh.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×