kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menanti kelahiran dua bank super


Senin, 28 April 2014 / 07:38 WIB
Menanti kelahiran dua bank super
ILUSTRASI. Cara Klaim Kode Redeem Free Fire MAX Desember 2022 via Garena Rewards Redemption Site


Reporter: Roy Franedya, Adhitya Himawan | Editor: Dessy Rosalina

JAKARTA. Mimpi memiliki bank super alias superbank asli Indonesia adalah mimpi yang dicita-citakan sejak lama. Sederhananya, pemerintah bermimpi memiliki satu atau dua bank BUMN yang bisa tampil di panggung global.0Agar mimpi itu terwujud, pemerintah menginginkan konsolidasi yang melibat empat bank BUMN yang saat ini ada. Tahun ini, mimpi ini kembali bangkit. 

Pemicunya adalah bocornya surat berkop Kementrian BUMN No. SR-2014/MBU/2014. Surat itu menyebut, Kementrian BUMN mengusulkan agenda tambahan pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BTN (Harian Kontan, 16 April 2014).

Mengutip dokumen kajian internal BUMN bertajuk Usulan Restrukturisasi Perbankan BUMN: Konsolidasi Demi Negeri, ada tiga tahap konsolidasi bank BUMN yang bertujuan melahirkan dua bank super. Tahap pertama, Bank Mandiri mengakuisisi Bank Tabungan Negara (BTN). Kementrian BUMN menghitung, proses ini membentuk aset lebih dari Rp 850 triliun.

Tahap kedua adalah konsolidasi BUMN Keuangan non-bank ke bank BUMN yang fokus pada pembiayaan mikro. Di tahap ini, Bank Rakyat Indonesia (BRI) digadang-gadang sebagai induk yang memiliki tiga anak usaha non-bank yang bergerak fokus di pembiayaan mikro.

Tiga calon anak usaha yang bakal diberikan pemerintah ke BRI adalah Bahana Pembinaan Usaha (BPUI), Pegadaian, dan Permodalan Nasional Madani (PNM). "Tahap awal, Kementrian BUMN menyuruh BRI mengambil alih Bahana," ujar sumber KONTAN.

Selanjutnya, tahap ketiga atau terakhir, kelahiran superbank BUMN yang bakal mewakili Indonesia di kancah perbankan ASEAN. Tahap ini, Bank Mandiri bakal mengakuisisi Bank BNI. Di ujung tiga tahap konsolidasi, Kementrian BUMN bakal memiliki dua bank jangkar (anchor bank), yakni Mandiri dan BRI. Desain BUMN, Mandiri fokus pada pembiayaan korporasi, konsumer dan ritel. Sedangkan BRI fokus pada pembiayaan mikro. 

Sayangnya, rencana konsolidasi bank BUMN harus tertunda. Rabu (23/4) lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui Sekretaris Kabinet Dipo Alam meminta penundaan pembahasan rencana akuisisi BTN oleh bank mandiri tersebut hingga terbentuknya pemerintahan baru pada Oktober nanti.

Belum tahu

Kendati begitu, proses akuisisi BTN oleh masih berpeluang terjadi. Kamis (24/4), agenda akuisisi BTN menjadi hidangan utama pertemuan tertutup di Wisma Negara. Sayang, tak satupun dari yang hadir bersedia membocorkan hasil rapat itu. (Harian Kontan, 25 April 2014).

Yang pasti, Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri mengatakan, peluang mandiri mengakuisisi BTN masih terbuka, dengan peluang 50:50. Sembari menunggu akhir cerita konsilidasi tahap I, bagaimana potensi terjadinya konsolidasi tahap II dan III? Tentu hasilnya bergantung tahap I. Yang menarik, baik BRI dan BNI, mengklaim tidak tahu menahu tentang roadmap bank BUMN.

"Saya belum lihat kajiannya, termasuk dasar pemikiran mengenai difinisi regional bank," kata Gatot Murdiantoro Suwondo, Direktur Utama BNI, kepada KONTAN. Gatot bahkan mempertanyakan parameter yang disebut dengan regional bank. Menurut dia, pertimbangannya berdasarkan besaran aset atau jangkauan operasional di kawasan regional ASEAN.

Gatot pun bilang, tujuan kajian BUMN bisa beragam, termasuk untuk memenuhi ketentuan single present policy. "Sayapun belum tahu bagaimana posisi Indonesia terhadap negara-negara ASEAN. Apakah Indonesia dapat menggunakan pasar yang dimilikinya sebagai posisi tawar atau hanya sepakat dengan usulan dari negara-negara tetangga bahwa size is matter," pungkas Gatot.

Sementara, Budi Satria, Sekretaris Perusahaan BRI, mengatakan, pihaknya belum mengetahui kebijakan yang diambil Kementerian BUMN tentang konsolidasi BUMN jasa keuangan. Namun, "Kami ikuti aja kemauan pemerintah selaku pemegang saham," kata Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×