kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Masuk era new normal, begini saran racikan investasi pilihan para manajer investasi


Senin, 25 Mei 2020 / 14:13 WIB
Masuk era new normal, begini saran racikan investasi pilihan para manajer investasi
ILUSTRASI. pergerakan pasar ke depan masih akan dibayangi oleh tekanan pelemahan ekonomi akibat penyebaran virus corona.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masyarakat mau tidak mau harus segera bersiap dengan tatanan gaya hidup baru yang disebut “New Normal”. Sebuah keadaan yang mengharuskan kita menata ulang kehidupan seiring penyebaran pandemi virus corona. Dalam berinvestasi pun, para investor harus menyusun ulang portofolionya untuk beradaptasi dengan kondisi saat ini.

Investment Specialist Sucorinvest Asset Management Toufan Yamin menyebut, pergerakan pasar ke depan masih akan dibayangi oleh tekanan pelemahan ekonomi akibat penyebaran virus corona. Terlebih, Indonesia sendiri masih akan menempuh jalan yang panjang.

Baca Juga: Cara Warren Buffett dan Masayoshi mengelola kerugian besar karena kesalahan investasi

“Kami melihat aktivitas ekonomi akan bergerak seperti U-shaped recovery atau pulih secara bertahap dengan perlahan pasca pandemi ini. Kemudian tensi perang dagang antara China dan Amerika yang kembali memanas akan turut meningkatkan volatilitas pasar,” ujar Toufan kepada Kontan.co.id, Senin (25/5).

Sementara Head of Investment Avrist Asset Management Farash Farich menilai, berbagai kebijakan yang akan dikeluarkan pemerintah tidak akan mampu menjaga stabilitas pasar. Menurutnya, pada akhirnya pergerakan pasar yang lebih sustainable ditentukan oleh ketika penyebaran virus corona berakhir.

Lebih lanjut, Toufan memperkirakan, kondisi pasar masih akan sangat volatil setidaknya hingga kuartal III-2020 seiring sentimen penyebaran pandemi dan perang dagang yang kembali memanas. Oleh karena itu, untuk investasi jangka pendek, Toufan menyarankan investor untuk fokus terhadap capital preservation.

“Untuk instrumen investasinya bisa dengan reksadana pasar uang hingga 60% merupakan pilihan yang paling bijak. Sementara 25% pada reksadana pendapatan tetap atau SUN dengan durasi menengah, dan sisanya 15% pada saham blue chip atau reksadana saham,” jelas Toufan.

Baca Juga: Valuasi murah, reksadana saham jadi pilihan menarik untuk investasi jangka panjang




TERBARU

[X]
×