kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mandiri Investa Ekuitas Dinamis cetak return 3,94%, simak strateginya


Rabu, 23 Mei 2018 / 19:19 WIB
Mandiri Investa Ekuitas Dinamis cetak return 3,94%, simak strateginya
ILUSTRASI. Market Outlook Mandiri Investasi


Reporter: Dimas Andi | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja rata-rata reksadana saham cenderung tertekan. Namun, masih ada sejumlah produk reksadana saham yang mampu memberikan imbal hasil optimal, salah satunya Mandiri Investa Ekuitas Dinamis (MIED).

Reksadana yang dikelola oleh PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) ini meraih imbal hasil sebesar 3,94% secara year to date (ytd) hingga akhir April lalu. Hasil ini lebih baik dibandingkan kinerja rata-rata reksadana saham dalam Infovesta Equity Fund Index yang terkoreksi 2,83% di periode yang sama.

Memang, secara bulanan return reksadana MIED sempat minus 0,66% per April lalu. Namun, pencapaian tersebut juga masih lebih baik dari Infovesta Equity Fund Index yang bulan kemarin minus 2,06%.

Direktur Utama MMI, Alvin Pattisahusiwa menyampaikan, sejak pertama kali diluncurkan pada 21 Maret 2011, pihaknya menerapkan strategi investasi pada saham-saham berkapitalisasi menengah hingga rendah pada reksadana MIED. “MIED menjadi satu-satunya reksadana milik kami yang khusus berinvestasi penuh pada saham berkapitalisasi kecil-menengah,” ujarnya, Selasa (23/5).

Walau bukan fokus pada saham-saham blue chip, MMI tetap memiliki batas minimum kapitalisasi pasar untuk saham yang akan dipilihnya, yaitu sebesar Rp 1 triliun. MMI juga melakukan seleksi dari segi likuiditas sebelum benar-benar memilih saham untuk portofolio reksadana MIED.

Mengingat pasar saham tengah bergejolak, MMI berkomitmen bahwa saham-saham yang layak menjadi aset dasar portofolio reksadana MIED harus prospektif, baik dari segi kinerja maupun momentum. “Kami juga melakukan rotasi dari sisi aset alokasi saham dalam menghadapi peningkatan volatilitas pasar,” imbuh Alvin.

Berdasarkan fund fact sheet bulan April, sebesar 18,01% portofolio reksadana MIED dialokasikan pada saham sektor perdagangan (trading). Sementara, saham sektor pertambangan (mining) mengisi 15,94% portofolio reksadana tersebut. Saham sektor infrastruktur memiliki porsi sebesar 13,75%.

Lima besar saham yang terdapat pada portofolio reksadana MIED, yaitu PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) dan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA).

Alvin menjelaskan, sektor perdagangan diandalkan mengingat sektor tersebut diuntungkan dengan adanya perbaikan konsumsi. Berikutnya, sektor pertambangan menjadi andalan karena diuntungkan oleh tren penguatan harga minyak dunia dan membaiknya harga sejumlah komoditas di pasar. Sementara sektor infrastruktur diandalkan karena valuasi saham dan pertumbuhan kinerja emiten dari sektor tersebut tergolong menarik bagi pihak MMI.

Dia menyebut, MMI tidak mematok target imbal hasil untuk reksadana MIED. Namun, dana kelolaan reksadana tersebut diharapkan tumbuh sekitar 15%-20% hingga akhir tahun ini. Sebagai catatan, dana kelolaan reksadana ini telah mencapai Rp 308,10 miliar pada April 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×