kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lelang SBSN ramai peminat, yield obligasi cenderung menurun


Selasa, 15 Juni 2021 / 20:31 WIB
Lelang SBSN ramai peminat, yield obligasi cenderung menurun
ILUSTRASI. Minat investor pada lelang Surat Berharga Negara Syariah (SBSN) semakin ramai.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minat investor pada lelang Surat Berharga Negara Syariah (SBSN) semakin ramai. Kompak, kinerja pasar obligasi juga naik bahkan terus catat rekor tertiggi. 

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, total penawaran yang masuk di lelang SBSN, Selasa (15/6) mencapai Rp 46,67 triliun. Jumlah tersebut lebih tinggi dari penawaran yang masuk di lelang sukuk dua pekan lalu yang sebesar Rp 44,64 triliun. Sementara, pemerintah kali menyerap sesuai target indikatif Rp 10 triliun.

Seiring dengan minat investor yang tinggi, kinerja pasar obligasi jadi catatkan kinerja unggul. Jumat (11/6), Indonesia Composite Bond Index (ICBI) naik menyentuh rekor tertinggi di level 320,06. Walaupun, ICBI kembali turun ke level 319,81 di Selasa (15/6). 

Head of Fixed Income Bank BNI Fayadri mengatakan faktor yang membuat minat investor di lelang dan kinerja pasar obligasi terus naik karena kekhawatiran pelaku pasar terhadap inflasi di Indonesia mereda. "Investor menilai imbal hasil investasi obligasi saat ini masih sangat menarik," kata Fayadri, Selasa (15/6). Perbandingannya, di periode yang sama yield US Treasury tenor 10 tahun menurun ke 1,49%. 

Baca Juga: Makin ramai, penawaran pada lelang SBSN, Selasa (15/6), capai Rp 46,67 triliun

Alhasil, Fayadri mengatakan tidak heran jika lelang sukuk sore ini sangat diminati investor. Apalagi, di pekan lalu ada peningkatan porsi kepemilikan asing di obligasi pemerintah yang ditandai dengan masuknya dana asing sebesar Rp 9,95 triliun di pasar obligasi. "Instrumen investasi obligasi pemerintah memiliki tingkat risiko relatif rendah tetapi masih memberikan imbal hasil yang menarik, jadi tidak heran hasil lelang sangat diminati investor," kata Fayadri. 

Dampak dari peningkatan minat investor juga berimbas positif pada kenaikan harga obligasi yang ditandai dengan penurunan yield. Di lelang sukuk sore ini, seri PBS027 yang mendapat penawaran paling tinggi dari investor sebesar Rp 19,90 triliun, memiliki yield tertimbang sebesar 4,38%. Perbandingan saja, yield rata-rata tertimbang seri tersebut di lelang dua pekan lalu berada di 4,57%. Fayadri mengamati penurunan yield terjadi tidak terlepas dari kembali meingkatnya appetite investor terhadap obligasi secara umum. 

Baca Juga: Setelah naik tipis 0,14%, IHSG diprediksi sideways cenderung bearish pada Rabu (16/6)

Fayadri mengatakan, prospek kinerja maupun minat investor di pasar obligasi akan bergantung pada keputusan dan komentar dari pejabat The Federal Reserve (The Fed) dan Bank Indonesia. Agenda The Fed yang terdekat dan dinanti pelaku pasar adalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC) di Kamis (17/6). 

Fayadri memprediksikan selama The Fed dovish atau tidak memberi sinyal akan melakukan kebijakan tapering, maka minat investor pada pasar obligasi akan terjaga dan yield berpotensi untuk turun lagi. Fayadri memproyeksikan yield obligasi acuan tenor 10 tahun sampai akhir tahun berpotensi mendekati 6,2%. Sementara, Selasa (15/6), yield acuan berada di 6,38%. 

Baca Juga: Rupiah masih berpotensi tertekan jelang keputusan bank sentral

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×