kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Krisis Evergrande membuat harga Bitcoin dan aset kripto lainnya memerah


Senin, 20 September 2021 / 17:45 WIB
Krisis Evergrande membuat harga Bitcoin dan aset kripto lainnya memerah
ILUSTRASI. Harga bitcoin menurun 6% ke level terendah dalam sepekan lantaran kekhawatiran krisis perusahaan properti China merembet. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga cryptocurrency merosot. Berdasarkan data coinmarketcap kapitalisasi pasar crypto secara global turun 1,77% dalam sehari menjadi US$ 1,98 triliun. Penurunan ini karena aksi jual lantaran adanya kekhawatiran efek penularan China Evergrande Group. 

Senin (20/9) hingga pukul 17.30 WIB harga Bitcoin turun 6,61% menjadi US$ 44.875. Aset kripto yang lainnya juga mengalami penurunan. Seperti Bitcoin Cash dan Ethereum masing-masing turun 9,89% dan 7,82%. 

Mengutip Bloomberg, pasar saham global juga turun pada Senin karena investor mempertimbangkan risiko efek utang perusahaan properti raksasa di China, Evergrande. Perusahaan ini terancam bangkrut dan menyatakan tidak mampu membayar bunga pinjaman jatuh tempo pada 20 September 2021 karena kesulitan likuiditas. 

Baca Juga: Pihak Berwenang di AS Selidiki Kemungkinan Pelanggaran Insider Trading di Binance

Evergrade memiliki utang senilai US$ 305 miliar setara dengan Rp 4.346 triliun (dengan kurs Rp 14.250 per dollar AS). Pelaku pasar khawatir kondisi ini bisa membuat risiko sistemik sektor keuangan China. 

Sebelumnya, dua lembaga pemeringkat internasional yakni S&P dan Fitch Ratings telah memangkas peringkat utang Evergrande. S&P menurunkan peringkat utang Evergrande dari CC menjadi CCC dengan outlook negatif. Sedangkan Fitch juga menurunkan rating Evergrande dari CC menjadi CCC+.

Selain itu, pelaku pasar aset kripto juga menanti pertemuan Federal Reserve minggu ini yang dinilai bisa mempengaruhi pergerakan dollar AS. 

Baca Juga: Penyebab IHSG tetap semarak di tengah pandemi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×