kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kontribusi industri pengolahan turun, ini penyebabnya


Rabu, 08 Agustus 2018 / 20:30 WIB
Kontribusi industri pengolahan turun, ini penyebabnya
ILUSTRASI. Diskusi mengenai devisa hasil ekspor


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan, ekonomi tumbuh 5,27% pada kuartal II-2018. Meski demikian, porsi sektor industri pengolahan ke Produk Domestik Bruto (PDB) semakin berkurang.

Tercatat, pada kuartal II-2018, industri pengolahan berkontribusi sebesar 19,83% ke PDB. Angka ini turun dari kuartal sebelumnya yang sebesar 20,27% ke PDB.

Eric Sugandi, Project Consultant Asian Development Bank (ADB) Institute mengatakan. ada beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan share industri pengolahan ke PDB di kuartal II-2018.

“Pertama, turunnya aktivitas produksi akibat libur yang lebih panjang daripada tahun lalu,” ujar Eric kepada Kontan.co.id, Rabu (8/8).

Kedua, faktor pelemahan rupiah yang menyebabkan kenaikan biaya produksi untuk perusahaan-perusahaan yang menggunakan komponen impor. Ketiga, kenaikan suku bunga kredit yang sudah mulai bermekaran.

Adapun, ia mengatakan bahwa terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa saat ini ada pergeseran kontributor PDB memiliki ke sektor jasa.

“Terlalu dini kalau menyimpulkan ada pergeseran struktural, kita mesti lihat dulu apakah ini merupakan trennya atau sesaat,” jelasnya.

Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Adrianto mengatakan, adanya penurunan kontribusi dari industri pengolahan ini disebabkan oleh libur yang lebih panjang dari tahun lalu.

“Analisa awal saya, ini lebih dikarenakan libur panjang selama lebaran tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya. Jadi, manufaktur tentunya mengurangi jam kerja mereka,” kata Adrianto kepada Kontan.co.id.

?Adapun ia menyebut, saat ini PDB telah memiliki mesin pertumbuhan baru yang walaupun belum banyak tetapi sudah terlihat, yakni sektor jasa. Dengan demikian, porsinya menurun dibandingkan dengan 10 tahun lalu di mana kontribusi manufaktur ke PDB di atas 25%.

“Sektor jasa kita memang tumbuh sangat tinggi, khususnya telekomunikasi. Pertumbuhan ini menyalip manufaktur,” ujarnya.

Meski demikian, Adrianto mengatakan bahwa sektor manufaktur masih tumbuh cukup baik. “Hal ini terlihat dari jumlah perusahaan manufaktur terus bertambah dan indeks produksi sektor manufaktur juga terus tumbuh membaik,” katanya.

Pemerintah pun masih ingin mendorong peran manufaktur dengan mendorong lebih banyak insentif bagi sektor manufaktur maupun memperbaiki insentif yang sudah ada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×