kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja reksadana indeks dinilai akan sulit mengalahkan IHSG pada tahun ini


Kamis, 29 Juli 2021 / 16:51 WIB
Kinerja reksadana indeks dinilai akan sulit mengalahkan IHSG pada tahun ini
ILUSTRASI. Setelah tertekan sepanjang tahun ini, nasib reksadana indeks diproyeksikan akan mulai membaik.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah tertekan sepanjang tahun ini, nasib reksadana indeks diproyeksikan akan mulai membaik. Dari sisi down risk, saham-saham yang berada di indeks seperti LQ45 dan IDX30 dianggap sudah terbatas. Sehingga potensi terbuka lebar potensi rebound.

Investment Specialist Sucorinvest Asset Management Toufan Yamin mengatakan, untuk kuartal ketiga 2021, secara umum kinerja reksadana indeks masih akan koreksi tipis. Sementara untuk jangka panjang tentu akan berpotensi membaik. Menurut dia, saat ini risiko penurunan untuk saham-saham bluechip sudah sangat minim, apalagi secara valuasi juga sudah murah.

“Harapannya akan ada di hasil kinerja pada kuartal kedua 2021, jika ternyata kinerjanya lebih baik dibanding periode kuartal pertama 2021, maka akan jadi sentimen positif untuk sahamnya dan reksadana indeks secara umum,” kata Toufan kepada Kontan.co.id, Kamis (29/7).

Namun, Toufan meyakini kinerja IHSG akan jauh mengungguli kinerja reksadana indeks. Pasalnya, dalam waktu dekat akan ada initial public offering Bukalapak dan GoTo yang akan membuat IHSG kembali menguat. Di satu sisi, saham teknologi tidak ada yang masuk indeks. Ditambah lagi, investor asing posisinya masih wait and see sehingga ini akan jadi pemberat kinerja indeks seperti LQ45 & IDX30.

Baca Juga: IHSG menguat 0,53% ke 6.120 pada akhir perdagangan Kamis (29/7)

Walau begitu, Toufan melihat ada potensi untuk saham-saham blue chip mendapat sentimen positif dari yang terjadi di pasar saham China. Dia mengatakan, saat ini, startup yang IPO di China banyak yang diakuisisi oleh pemerintah sehingga iklim investasinya menjadi kurang baik. Investor pun mulai keluar dan tercermin dari penurunan indeks Hang Seng dalam beberapa waktu terakhir.

“Nah semoga investor ini mengalihkan dananya ke Asia Tenggara, Singapura tentu jadi pilihan pertama. Namun, dengan adanya IPO Bukalapak da GoTo bisa membuat Indonesia jadi pilihan, masuknya investor asing ini juga akan menjadi katalis positif untuk saham-saham bluechip tentunya, walau secara bertahap,” imbuh Toufan.

Lebih lanjut, Toufan menilai reksadana indeks lebih tepat peruntukannya bagi investor reksadana pemula. Hal ini lantaran reksadana indeks cocok bagi investor yang tidak mau ribet dalam melakukan pemilihan dan riset, lalu ingin memiliki portofolio yang pergerakannya mengikuti kondisi pasar, serta sebagai diversifikasi.

Baca Juga: BEI rebalancing IDX30, IDX80 dan LQ45, ini kata manajer investasi

Sementara bagi investor yang sudah lebih berpengalaman, reksadana saham dengan pengelolaan aktif jauh lebih menarik, untuk bisa dapatkan imbal hasil yang lebih optimal. 

Menurut dia, reksadana indeks akan menjadi menarik dari segi prospek, ketika saham-saham teknologi dan new economy sudah mulai masuk ke indeks. Selain investor, manajer investasi dinilai juga akan lebih tertarik untuk membuat reksadana indeks bila nantinya saham tersebut sudah masuk indeks.

Selanjutnya: Reksadana indeks akan membaik saat aktivitas ekonomi kembali seperti kuartal I

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×