kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kelesuan penjualan properti masih terasa


Kamis, 29 Maret 2018 / 11:58 WIB
Kelesuan penjualan properti masih terasa
ILUSTRASI. Kontraktor PT PP Tbk PTPP


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga bulan pertama tahun 2018, pasar properti belum begitu bergairah di mata pengembang. Salah satu indikatornya, pencapaian marketing sales atau prapenjualan masih rendah.

Pelaku pasar masih wait and see dengan kondisi ekonomi yang masih menunjukkan pelemahan daya beli. Namun, diperkirakan pasar properti akan mulai ramai setelah memasuki kuartal II-2018.

Indaryanto, Direktur Keuangan PT PP Properti Tbk mengatakan, beberapa proyek yang sudah peletakan batu pertama (groundbreaking) secara bersamaan pada Desember 2017 belum menunjukkan penjualan optimal di tiga bulan pertama tahun ini. "Pasar masih menunggu apakah kondisi ekonomi tetap stabil di tahun pemilu dan faktor kenaikan suku bunga The Fed," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (28/3).

Namun Indar, sapaan Indaryanto melihat, kondisi ekonom tetap bagus setelah faktor yang ditunggu seperti kenaikan suku bunga The Fed diumumkan. Pemerintah tentu sudah melakukan kebijakan-kebijakan antisipatif. Atas dasar itu emiten berkode saham PPRO ini optimistis pasar properti bergairah di kuartal II-2018. Alhasil, perusahaan properti pelat merah ini bisa meraih marketing sales Rp 1,5 triliun di periode tersebut.

Pencapaian prapenjualan PPRO selama Januari-Maret 2018 hanya Rp 560 miliar. Perolehan tersebut, turun tipis yakni 4,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang mencapai Rp 585 miliar.

Bila dibandingkan target tahun 2018, pencapaian PP Properti selama tiga bulan pertama tersebut sekitar 14,7%. Tahun ini, PPRO membidik marketing sales sekitar Rp 3,8 triliun. Prapenjualan selama tiga bulan pertama tersebut paling banyak disumbang proyek apartemen yang dibangun PPRO di Wiyung, Surabaya dengan kontribusi Rp 370 miliar. Lalu proyek Grand Kamala Lagoon yang berkontribusi Rp 50 miliar, Ayoma Apartemen Rp 35 miliar, Grand Dharmahusada Lagoon Rp 15 miliar, Grand Samaya Rp 20 miliar dan Begawan Apartemen Rp 23 miliar.

Sementara pada kuartal II-2018, PP Properti masih mengandalkan penjualan proyek-proyek eksisting. Perusahaan properti itu juga belum memiliki rencana meluncurkan proyek anyar. Proyek anyar berikutnya akan dirilis di semester II-2018, salah satunya Apartemen Aero City di Kertajati, Majalengka.

Untuk mengejar target penjualan tahun ini, PPRO menerapkan strategi pemasaran dengan memberikan gimmick serta menggenjot penjualan gelondongan. Setelah tahun lalu berhasil menjual satu tower apartemen di Semarang ke alumni perguruan tinggi, PPRO juga tengah menjajaki penjualan satu tower apartemen lagi di Malang, Jawa Tengah, secara buck sales.

Di sisi lain, PP Properti terus mengembangkan proyek-proyek baru hospitality untuk meningkatkan recurring income atau pendapatan berulang. Mengutip keterbukaan informasi, PP Properti ingin meningkatkan pendapatan berulang melalui pembangunan hotel di Surabaya, Lombok, dan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×