kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kaltim Prima Coal incar produksi 60 juta ton batubara tahun 2019


Minggu, 10 Februari 2019 / 14:25 WIB
Kaltim Prima Coal incar produksi 60 juta ton batubara tahun 2019


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kaltim Prima Coal (KPC) membidik target produksi batubara sebesar 60 juta ton. Meski tak signifikan, tapi target itu naik dari realisasi produksi tahun lalu yang berada di angka 58 juta ton.

"(produksi) tahun 2018 sekitar 58 juta ton, tampaknya masuk akal jika target pada 2019 sekitar 60 juta ton," ungkap Direktur Independen Bumi Resources Dileep Srivastava saat dihubungi Kontan.co.id, Sabtu (9/2).

KPC merajai produksi batubara secara nasional pada tahun 2018. Dengan produksi sebesar 58 juta ton, KPC menyumbang sekitar 11% dari produksi batubara nasional yang pada tahun lalu mencapai 528 juta ton.

Hal itu pun tercermin dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang disetorkan oleh KPC. Pada tahun lalu, KPC menjadi pembayar PNBP terbesar di subsektor minerba dengan Rp. 6,37 triliun, atau sekitar 12,74% dari PNBP subsektor minerba yang pada tahun lalu mencapai Rp. 50 triliun.

Dileep mengatakan, nilai penjualan batubara dari salah satu perusahaan tambang yang terafiliasi dengan Bumi Resources ini mencapai US$ 3,85 miliar. Seiiring dengan bertambahnya volume produksi, nilai penjualan pada tahun ini pun diharapkan akan mengalami peningkatan. "Rasional kiranya jika (nilai penjualan batubara) tahun ini akan sedikit lebih tinggi," kata Dileep.

Dileep masih enggan berkomentar banyak soal target pasar dan porsi penjualan batubara KPC untuk tahun ini. Yang jelas, pada tahun lalu, 75% penjualan KPC ditujukan untuk pasar ekpor, khusunya bagi pasar Asia. "Terutama ke Jepang, India, China, dan negara Asia lainnya," sambung Dileep.

Pada tahun ini, lanjutnya, KPC tidak merencanakan akan melakukan merger atau pun akuisisi tambang. Sebab, prioritas Bumi Resources adalah untuk mempercepat pembayaran utang. "Prioritas Bumi adalah mengakselerasi prepayment of debt. Tidak ada niatan untuk M&A (Merger & Akuisisi) atau yang lainnya," jelasnya.

Sehingga, belanja modal yang disiapkan pun hanya terbatas untuk perawatan alat produksi. Adapun, pada tahun ini, belanja modal yang disiapkan oleh Bumi Resources secara keseluruhan mencapai US$ 50 juta - US$ 60 juta.

Berdasrkan pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, belanja modal tersebut diperoleh dari kas internal perusahaan. Menurut Dileep, selama 5-6 tahun terakhir, pihaknya telah berinvestasi untuk meningkatkan kemampuan produksi dan penjualan agar bisa mencapai 100 juta ton dalam setahun.

Sebagai informasi, pada tahun ini, Bumi Resources mengincar produksi dan penjualan batubara sebesar 90 juta ton. Dengan porsi 60 juta ton dari KPC, dan 30 juta ton lainnya dari PT Arutmin Indonesia.

Asal tahu saja, produksi batubara KPC tahun ini setara dengan 12,24% dari target produksi batubara nasional yang ada di angka 490 juta ton. Secara konsolidasi, Bumi Resources akan memegang porsi sekitar 18,36% dari target produksi batubara nasional yang tercantum dalam Rencana Anggara Kerja dan Biaya (RKAB) tahun 2019 ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×