kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investasi Korsel


Rabu, 12 September 2018 / 14:07 WIB
Investasi Korsel


Reporter: Harris Hadinata | Editor: Tri Adi

Saat ini ada satu orang yang membuat para ELF wanita bangga sekaligus iri, lantaran sukses bertemu dan berfoto bersama para oppa kesayangan mereka. Orang itu adalah Joko Widodo, presiden Republik Indonesia.

ELF adalah sebutan untuk para penggemar Super Junior, boyband asal Korea Selatan (Korsel). Jokowi, bertemu grup yang digawangi Siwon dan kawan-kawannya itu dalam lawatan ke Korsel. Oppa adalah panggilan dari wanita untuk pria yang lebih tua dalam bahasa Korea.

Berita pertemuan antara Jokowi dan Suju, singkatan dari Super Junior, menghiasi berbagai media hiburan, termasuk juga media di Korsel. Bahkan, pertemuan tersebut menjadi trending topic di sana.

Tentu hasil lawatan Jokowi ke Korsel bukan cuma foto-foto dengan Suju. Disaksikan Jokowi dan Presiden Korsel Moon Jae-In, para menteri kedua negara menandatangani enam memorandum of understanding (MoU) di berbagai sektor.

Selain itu, sejumlah perusahaan dan institusi menandatangani 15 nota kesepahaman investasi business to business (B2B). Nilai kesepakatan investasi ini mencapai sekitar US$ 5,75 miliar.

Salah satu kesepakatan investasi B2B yang dihasilkan adalah pengembangan pabrik kimia di Merak, Banten. Nilai investasi yang disepakati sebesar US$ 200 juta.

Selain itu ada komitmen investasi yang nilainya mencapai US$ 446 juta. Ini termasuk komitmen investasi industri kabel listrik US$ 50 juta di Karawang, Jawa Barat.

Dengan demikian, total kerjasama yang disepakati Indonesia dan Korsel mencapai sekitar US$ 6,19 miliar. Dengan asumsi kurs Rp 14.800 per dollar Amerika Serikat (AS), total komitmen investasi yang diperoleh mencapai Rp 91,76 triliun.

Di tengah kabar buruk ancaman krisis negara-negara berkembang yang konon bakal menular ke Indonesia, serta ketidakpercayaan banyak pihak terhadap fundamental ekonomi Indonesia, kabar kerjasama dengan Korsel ini bak semilir angin di musim panas. Terlihat, investor asing masih percaya menanamkan modalnya di Indonesia.

Jadi, meski nilai tukar rupiah masih terancam merosot dan defisit neraca berjalan masih terhitung jumbo, ekonomi Indonesia masih punya senjata untuk tumbuh. Selanjutnya tinggal bagaimana pemerintah menyusun strategi agar defisit neraca berjalan tak membesar dan menjaga pertumbuhan ekonomi.

Ibaratnya, orang asing saja yakin dengan ekonomi Indonesia, kenapa kita enggak?•

Harris Hadinata

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×