kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ingin kondisi lebih sehat, Antam melego Dairi


Senin, 05 Maret 2018 / 11:09 WIB
Ingin kondisi lebih sehat, Antam melego Dairi
ILUSTRASI. Pengeboran emas Aneka Tambang


Reporter: Aulia Fitri Herdiana | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk atawa Antam ingin memiliki rasio keuangan yang lebih sehat. Demi mengikis porsi utang, mereka tak segan melepas 20% seluruh kepemilikan saham di PT Dairi Prima Minerals kepada PT Bumi Resources Minerals Tbk.

Antam merasa, posisi keuangannya kini sudah over leverage. "Jika dibandingkan rasio EBITDA , posisi utang tercatat lebih tinggi, maka untuk menurunkannya harus ada aset yang dijual," terang Arie Prabowo Ariotedjo, Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk saat dihubungi KONTAN, Minggu (4/3).

Menurut data RTI, rasio utang terhadap ekuitas alias debt to equity ratio (DER) Antam memang mendaki. DER per 30 September 2017 tercatat 0,70 sedangkan pada periode yang sama tahun 2016 tercatat 0,62 kali.

Transaksi penjualan Dairi Prima sejatinya sudah terjadi sejak 29 Desember 2017. Meskipun, Antam baru mempublikasikan transaksi senilai US$ 57,31 juta tersebut di situs Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 28 Februari 2018.

Dairi Prima adalah perusahaan patungan antara Antam dengan Herald Resources Pty. Ltd. melalui Gain & Win Pte. Ltd. Semula, komposisi kepemilikan saham keduanya di Dairi terdiri dari 80% Gain & Win dan 20% Antam. Sementara Bumi Resources Minerals memiliki 99,99% saham Herald Resources.  

Bukan tanpa pertimbangan Antam mengorbankan Dairi sebagai salah satu alat untuk menyehatkan keuangan. Perusahaan berkode saham ANTM di Bursa Efek Indonesia tersebut menganggap Dairi adalah aset yang tidak strategis tapi memiliki nilai jual yang baik.

Kebetulan pula, Bumi Resources Minerals juga menjajakan kepemilikan sahamnya di Dairi kepada China Non-Ferrous Metal Industry’s Foreign Engineering and Construction Co. Ltd. (NFC). "Maka pada kesempatan tersebut, Antam mengambil kesempatan untuk ikut divestasi," tutur Arie.

Mengintip laporan keuangan Bumi Resources Minerals per 30 September 2017, NFC adalah penyandang 85% dana pengembangan tambang timah hitam dan seng Dairi. Keduanya meneken perjanjian kerjasama strategis sejak 22 Oktober 2013.

Pada 16 Juni 2017, NFC, Gain & Win dan Bumi Resources Minerals menandatangani conditional sale and purchase agreement berupa penjualan 51% saham Dairi kepada NFC. Penjualan saham akan berlaku efektif setelah ada persetujuan dan persyaratan lain yang dipersyaratkan dalam peraturan yang berlaku di Indonesia dan hukum Republik Rakyat China.

Perlu diketahui, Antam memasukkan Dairi dalam kategori perusahaan patungan yang dimiliki tanpa penyetoran kas alias free carried. Selain Dairi, ada PT Sorikmas Mining,  PT Galuh Cempaka, PT Gorontalo Minerals, PT  Sumbawa Timur Mining, PT  Pelsart Tambang Kencana dan PT  Weda Bay Nickel. Mitra Antam di Gorontalo Minerals juga Bumi Resorces Minerals. Porsi kepemilikan saham keduanya sama dengan di Dairi.

Namun, sejauh ini manajemen Antam tak berencana menjual perusahaan free carried lain. Ketimbang menjual aset lagi, Antam akan merampungkan proyek pabrik feronikel Haltim berkapasitas 13.500 ton nikel dalam feronikel (TNi). Mereka merencanakan pabrik itu masuk tahap commissioning pada awal tahun 2019. Antam juga mengejar pembangunan pabrik smelter grade alumina refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat.     

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×