kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri tekstil berpotensi mendorong pertumbuhan dunia usaha di kuartal III


Kamis, 11 Juli 2019 / 20:06 WIB
Industri tekstil berpotensi mendorong pertumbuhan dunia usaha di kuartal III


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Industri tekstil merupakan salah satu produk unggulan dunia usaha di Indonesia saat ini. Potensi industri tekstil dinilai dapat menjaga pertumbuhan dunia usaha pada kuartal III ini di tengah masih tegangnya perang dagang antara Amerika Serikat dan China, juga Jepang dan Korea Selatan.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan, stimulus industri tekstil berasal dari limpahan relokasi industri tekstil China yang dialihkan ke Indonesia yang sudah terjadi sejak kuartal I 2019. Sehingga hal ini berdampak terhadap tarif yang lebih murah dan meningkatkan produksi.

Baca Juga: Pertumbuhan PMI melambat terhambat sektor mamin dan tembakau​

“Ada harapan untuk industri pakaian jadi naik lagi,” ujar Bhima kepada Kontan.co.id, Kamis (11/7).

Hari ini, Kamis, Bank Indonesia (BI) melaporkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang menunjukkan kegiatan usaha pada kuartal II-2019 membaik dibandingkan dengan kegiatan usaha pada kuartal sebelumnya.

Hal ini tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 19,17%, lebih tinggi dari 8,65% pada kuartal I-2019. Peningkatan kegiatan usaha terutama terjadi pada sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor industri pengolahan, didorong oleh peningkatan permintaan domestik.

Baca Juga: Semester II, pelaku usaha mengurangi target produksi TPT

Terkait laporan SKDU kuartal II BI, Bhima menilai pertumbuhan ini wajar lantaran faktor musiman di kuartal II di mana ada momentum Ramadan dan Lebaran. Selain tekstil, pada kuartal III nanti sektor makanan dan minuman akan menjadi salah satu kontributor kinerja dunia usaha. Kemudian dari sektor farmasi karena nilai tukar rupiah masih terjaga.

Sementara, sektor otomotif akan menghambat laju dunia usaha. DI mana pada Mei-Juni 2019 pertumbuhan kredit kendaraan bermotor melambat. Apalagi saat ini terjadi perang dagang Jepang dan Korea berpengaruh ke sektor tersebut.

Kemudian industri pariwisata masih terancam tumbuh rendah karena okupansi hotel yang rendah, dan harga transportasi beberapa maskapai penerbangan masih tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×