kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indosat: Penyalahgunaan data pelanggan terjadi di counter mitra


Rabu, 14 Maret 2018 / 14:23 WIB
Indosat: Penyalahgunaan data pelanggan terjadi di counter mitra
ILUSTRASI. REGISTRASI Nomor Prabayar - penjualan kartu perdana


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indosat Ooredoo Tbk (ISAT) mengungkapkan penyalahgunaan nomor induk kependudukan (NIK) dan kartu keluarga (KK) milik pelanggannya terjadi di outlet. Oleh karena itu, pihaknya meminta pelanggan untuk lebih berhati-hati dalam melakukan registrasi nomor kartu prabayar miliknya.

Fajar Aji Suryawan, Group Head Regulatory & Government Relation PT Indosat Ooredoo mengatakan saat ini pola penggunaan simcard berbeda karena harus terdaftar di Dukcapil. Sedangkan di sisi lain banyak pengguna yang membeli kartu sim dan langsung ingin menggunakan, celah ini yang dimanfaatkan counter atau outler seluler.

“Teman-teman di outlet dan di lapak-lapak itu cari cara agar kalau kostumer beli langsung bisa dipakai, caranya ya dengan registrasi menggunakan NIK atau KK yang entah dapat dari mana,” ujar Fajar di Jakarta, Rabu (14/3).

Menurut Fajar saat ini teridentifikasi dua hal terkait penyalahgunaan data kependudukan tersebut. Pertama, penyalahgunaan karena pelanggan minta dibantu untuk melakukan registrasi sehingga data tersebut disalahgunakan. 

Kedua, counter dan outlet mencari database di google yang dapat digunakan untuk resgitrasi.

“Di google itu banyak sekali gambar dari kartu keluarga dan NIK entah dari mana orang itu upload, itu tersimpan dan bisa dipakai juga. Sepanjang datanya valid dari dukcapil itu bisa dipakai untuk registrasi,” lanjut Fajar.

Selain itu, ada metode yang lebih canggih menggunakan software atau mesin robot untuk mencuri data. Namun bukan data dari provider yang dicuri, melainkan data dari outlet yang bekerjasama dengan provider.

“Registrasi pakai robot itu memang ada software tertentu yang dimanfaatkan teman-teman di lapangan. Jadi teman-teman di lapangan punya software yang bisa memanfaatkan sistem, jadi kami sebenarnya juga di-abuse begitu,” kata Fajar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×