kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indonesia Financial Expo & Forum (IFEF) 2021 resmi dibuka


Senin, 27 September 2021 / 12:57 WIB
Indonesia Financial Expo & Forum (IFEF) 2021 resmi dibuka
ILUSTRASI. Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Tirta Segara bersama Pemimpin Redaksi KONTAN Ardian Taufik Gesuri saat pembukaan Indonesia Financial Expo & Forum (IFEF) Virtual Event 2021, Senin (27/9/2021).


Reporter: Ika Puspitasari, Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dewan Komisioner Bidang Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tirta Segara membuka secara resmi pelaksanaan Indonesia Financial Expo & Forum (IFEF) 2021 yang diselenggarakan KONTAN pada Senin (27/9).

Acara IFEF 2021 berisi serangkaian acara bertema investasi, yang dihelat sejak 27 September hingga 25 Oktober 2021. 

Seminar bertajuk "WAKE UP CALL: Building Neo Economy Society" akan menjadi pembuka IFEF 2021.

Seminar tersebut menghadirkan sejumlah pembicara yakni Dewan Komisioner OJK Tirta Segara; Gita Wirjawan pengamat dan dosen kebijakan publik; Darmawan Junaidi, Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan Rachmat Kaimuddin CEO PT Bukalapak.com Tbk (BUKA).

Baca Juga: Ultah ke-25, KONTAN Gelar Kelas Edukasi Gratis Bertema Investasi (27 Sep-25 Okt 2021)

Dalam sambutannya, Tirta Segara mengatakan, program akselerasi literasi finansial dalam mewujudkan Indonesia emas tahun 2045 harus dilakukan secara bersama-sama. Yakni adanya sinergi antara kementerian dan lembaga, regulator bidang keuangan, asosiasi, lembaga jasa keuagan, media, serta akademisi.

“Kami sangat berharap agar kita dapat bergandengan tangan dan bahu-membahu melakukan program tersebut guna menyeimbangkan ekosistem yang kondusif guna mewujudkan Neo Economy Society,” katanya, Senin (27/9).

Oleh karena itu, ia menyembuat baik gelaran IFEF 2021. Ia bilang, hal ini menjadi wujud nyata sinergi strategis pemangku kepentingan di sektor keuangan dan stakeholder lainnya.

Tirta mengatakan, tingkat literasi keuangan nasional masih lebih rendah dibandingkan tingkat inklusi nasional. Ini mengakibatkan masih banyak masyarakat yang tidak memahami secara jelas produk keuangan yang digunakan. 

Berdasarkan hasil survei OJK, rata-rata tingkat literasi keuangan nasional hanya sebesar 38%. Sementara, tingkat inklusi nasional mencapai 76%. 

Kata Tirta, karena ada jarak antara tingkat literasi dan inklusi keuangan, OJK acap menemukan masyarakat atau nasabah yang mengalami kerugian akibat hanya sekedar mengikuti tren investasi. 

Selanjutnya: Tantangan Literasi Keuangan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×