kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

India minta revisi tarif bea masuk impor gula


Selasa, 17 Juli 2018 / 21:22 WIB
India minta revisi tarif bea masuk impor gula


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kedatangan delegasi India dari sektor industri gula meminta perwakilan Kementerian Perdagangan Indonesia untuk mempertimbangkan revisi tarif impor gula Indonesia pada India.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan menjelaskan bila pemerintah India secara formil mengajukan penurunan tarif, maka Indonesia juga akan mengajukan hal yang sama.

"Kalau mereka mau minta turunin tarif, ya kita juga minta turunin tarif dong," katanya, Selasa (17/7).

Asal tahu, Indonesia memberikan kemudahan fiskal impor gula mentah kepada Australia dan Thailand sebesar 5%, sedangkan pada negara lain diberikan tarif impor sebesar 10%. Sedangkan India menerapkan bea tarif masuk pada produk-produk kelapa sawit dan turunannya.

Namun menurut Oke, perihal tarif tersebut harus dibicarakan dalam tingkat government to government.

Senada, Duta Besar India untuk Indonesia, Pradeep Kumar Rawat menyatakan penyesuaian tarif harus dibicarakan di tingkat atas. Namun ia berharap sebuah kesepakatan yang mempermudah perdagangan antar negara dapat tercapai.

"Dialog untuk membahas bagaimana menciptakan keseimbangan antar negara terus berlangsung," katanya.

Kedatangan delegasi India ke Indonesia berupaya memaparkan potensi industri gula India, pertemuan tersebut berlangsung di Ritz Carlotn Mega Kuningan, hari ini (17/7). Melalui pertemuan tersebut delegasi India juga menawarkan kerja sama dalam sektor bisnis seperti revitalisasi pabrik gula.

"Jadi kerja samanya tidak hanya komoditi gula tapi know how nya gula. Secara prinsip yang kita sampaikan, kita terbuka dan tidak membatasi negara mana karena b2b oriented," kata Oke. Namun hal tersebut masih dalam kajian yang menurutnya perlu dibahas lebih dalam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×