kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,35   -6,99   -0.75%
  • EMAS1.321.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Imbal hasil SBSN berbasis proyek infrastruktur lebih menarik


Jumat, 21 Desember 2018 / 20:29 WIB
Imbal hasil SBSN berbasis proyek infrastruktur lebih menarik
Forum Kebijakan Pembiayaan Proyek Infrastruktur Melalui SBSN


Reporter: Grace Olivia | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun depan, pemerintah menambah alokasi pembiayaan proyek infrastruktur melalui penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) alias Project Financing Sukuk menjadi Rp 28,43 triliun, dari sebelumnya Rp 22,53 di tahun 2018.

Instrumen ini dinilai menarik bagi investor, sebab menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan instrumen surat utang pemerintah lainnya.

Analis Fixed Income MNC Sekuritas I Made Adi Saputra menjelaskan, instrumen sukuk berbasis proyek memang ditujukan untuk profil investor institusi. "Karena penawarannya biasanya lewat lelang atau private placement," ujar Made kepada Kontan.co.id, Jumat (21/12).

Dari segi imbal hasil alias kupon, Made menyebut, SBSN proyek biasanya cenderung seiring dengan kupon yang ditawarkan Surat Utang Negara (SUN).

Artinya, saat kupon SUN naik, maka kupon SBSN proyek pun akan bergerak naik. Kupon juga bersifat tetap (fixed) lantaran telah ditetapkan sesuai dengan akad ijarah.

"Biasanya, kupon yang ditawarkan lebih tinggi. Selisihnya bisa sekitar 15 hingga 25 basis poin (bps). Begitu juga dengan yieldnya, jadi cocok untuk investor yang mengincar yield lebih tinggi," terang Made.

SBSN seri PBS-021 yang terbit 5 Desember lalu, misalnya, dipatok kupon tetap sebesar 8,5% per tahun. Instrumen bertenor delapan tahun ini memiliki yield sebesar 8,55% dan ditawarkan secara private placement. Sementara, pada tanggal tersebut, yield SUN acuan bertenor 10 tahun berada di sekitar level 7,9%.

SBSN berbasis proyek juga bersifat tradable alias dapat diperdagangkan. Namun, Made mengatakan, instrumen ini memang masih kalah likuid dibandingkan dengan SUN.

"Jadi memang investor yang masuk ke sini cenderung menahan kepemilikan sampai jatuh tempo. Bukan institusi yang mengincar likuiditas dan untuk trading seperti di SUN," tutur Made.

Adapun, tahun depan, prospek pasar obligasi pemerintah diprediksi masih akan menarik dengan tren yield maupun imbal hasil yang cukup tinggi. Lantas, SBSN berbasis proyek bisa menjadi salah satu opsi bagi investor institusi untuk menempatkan dananya.

"Tahun depan yield masih akan cukup tinggi, hanya mungkin laju kenaikannya tidak akan setinggi 2018. Saat ini saja, yield SUN 10 tahun masih di level 7,9%," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×