kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45916,44   -19,08   -2.04%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IICD CG Award 2018 Bentuk Konsistensi Mendorong Praktik Terbaik dari GCG di Indonesia


Kamis, 13 Desember 2018 / 14:58 WIB
IICD CG Award 2018 Bentuk Konsistensi Mendorong Praktik Terbaik dari GCG di Indonesia
kontan seremonia online

Reporter: Sponsored | Editor: cecilia valencia

Sebagai bentuk apresiasi praktik-praktik tata kelola perusahaan yang baik, Indonesian Institute forof Corporate Directorship (IICD) mengumumkan Top 50 emiten dengan market kapitalisasi terbesar (BigCap) dan emiten dengan kapitalisasi menengah (MidCap) dengan praktik-praktik terbaik dari Good Corporate Governance (GCG) tahun 2017, dan diantara Top 50 tersebut terdapat 24 emiten BigCap serta 23 emiten MidCap terbaik yang menerima award pada acara The 10th IICD Corporate Governance Conference and Award 2018, Senin (10/12), di Hotel Le Meridien, Jakarta. Acara penghargaan bertema “Bringing About CG Changes: Opportunities and Challenges for Directors” ini merupakan kali kesepuluh yang diadakan IICD.

IICD melakukan penilaian terhadap 100 emiten dengan market kapitalisasi terbesar (BigCap) dan 100 emiten berkapitalisasi menengah (MidCap). Penilaian dilakukan dengan metode ASEAN Corporate Governance (CG) Scorecard yang dikeluarkan oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dan serta mempertimbangkan kasus korupsi yang melibatkan emiten.

Terdapat lima prinsip OECD yang menjadi dasar penilaian, yaitu hak-hak pemegang saham, perlakukan yang setara terhadap pemegang saham, peran pemangku kepentingan, pengungkapan dan transparansi, dan tanggungjawab dewan.

Konsistensi IICD memberikan penghargaan ini sebagai bentuk kontribusi IICD mendorong internalisasi praktik GCG di Indonesia. Penerapan GCG menjadi faktor penting dalam keberlangsungan operasional perusahaan serta menjaga kepercayaan dari masyarakat dan investor. Sayangnya, praktik GCG di Indonesia tertinggal jauh dari negara-negara ASEAN, terutama Malaysia dan Thailand.

“Meskipun kami bukan otoritas tetapi acara seperti ini tetap diselenggarakan untuk membantu pemerintah mendorong internalisasi praktik-praktik tata kelola yang baik,” kata Sigit Pramono, Chairman IICD, pada pidatonya di IICD Corporate Governance Award 2018.

 “Untuk tata kelola perusahaan publik di tingkat Asia Tenggara kita tertinggal, pada peringkat 50 perusahaan publik dari ASEAN yang terbanyak ada 14 dari Malaysia, kemudian 12 dari Thailand, kemudian sembilan dari Singapura, kemudian Indonesia hanya menyumbangkan empat emiten. Kita harus sadari bahwa kita masih punya banyak pekerjaan rumah di dalam tata kelola perusahaan publik,” tuturnya.

Peran besar GCG dalam menyukseskan sebuah perusahaan juga ditandaskan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang hadir pada kesempatan yang sama. Sri Mulyani menuturkan penyebab banyaknya perusahaan yang bangkrut pada krisis keuangan tahun 1997-1998 dikarenakan buruknya tata kelola perusahaan. Tantangan penerapan GCG semakin besar mengingat perekonomian nasional yang terbuka dan mudah terkena dampak perkembangan global.

“Indonesia termasuk negara yang beberapa kali terimbas kondisi global yang kemudian mempengaruhi kinerja korporasi di Indonesia. PR kita banyak sekali, di ASEAN kita paling bawah. Musuh dan tantangan suatu negara untuk tidak stuck di middle income trap adalah governance,” ujar Sri Mulyani.

Menurut penilaian IICD terhadap 200 emiten, praktik tata kelola perusahaan-perusahaan terbuka di Indonesia masih sekadar memenuhi standar minimum yang disyarakatkan oleh Undang-Undang dan regulasi, sehingga perkembangannya dalam kondisi stagnan. Dr. James Simanjuntak selaku anggota Dewan Pembina IICD dan Koordinator ASEAN CG Scorecard 2013-2015 bahkan mengungkapkan terjadinya penurunan performa pada MidCap100 selama tahun 2018 meski adanya kenaikan dari tahun 2016 ke 2017.

Untuk itu dibutuhkan penegakkan regulasi yang lebih kuat dan perubahan budaya tata kelola yang bergantung pada komitmen dewan. IICD juga menegaskan pentingnya proses seleksi anggota dewan khususnya komisaris independen, penilaian kinerja anggota dewan, partisipasi aktif pemegang saham independen, serta pendidikan dan pengembangan berkelanjutan anggota dewan. Adanya pelatihan khusus untuk calon direksi atau komisaris dinilai menjadi salah satu faktor sukses tata kelola perusahaan di Malaysia dan Thailand.

Sementara itu, IICD akan terus konsisten membantu pemerintah meningkatkan tata kelola perusahaan yang baik melalui pemberian penghargaan kepada emiten.

“IICD sendiri secara volunteer dari private sector mencoba bagaimana memperkuat pondasi pasar modal di Indonesia, itu yang pertama. Yang kedua kita mau menyakinkan pasar global bahwa Indonesia tempat yang baik untuk berinvestasi. Oleh karenanya diperlukan praktik tata kelola yang baik. Itu yang mau kita dorong melalui award ini. Hanya ini yang bisa kita berikan secara insentif,” ujar James.

“Engkau memanen sesuai yang engkau tanam. Dan untuk kita di Indonesia ini sangat penting. Tidak mungkin ada tata kelola yang baik jika kita tidak tanam. Tata kelola adalah jaminan perusahaan, tanpa itu perusahaan akan dengan mudah tersesat. IICD adalah pengikat supaya kita mengorganisasi,” tambah Prof. Dr. Djisman S. Simandjuntak, co-founder IICD dan rektor Universitas Prasetiya Mulya, yang dianugerahi penghargaan The IICD Good Corporate Governance Lifetime Appreciation 2018 pada kesempatan yang sama.

Pemenang The 10th IICD CG Conference and Award 2018 (Alphabetical Order)

KATEGORI BEST OVERALL:

Big Cap: PT Aneka Tambang Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Mid Cap: PT ABM Investama Tbk, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

KATEGORI BEST FINANCIAL SECTOR:

Big Cap: PT Bank Danamon Indonesia Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Mid Cap: PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk, PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk, PT Bank QNB Indonesia Tbk.

KATEGORI BEST NON FINANCIAL SECTOR:

Big Cap: PT Indo Tambangraya Megah Tbk, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Unilever Indonesia Tbk.

Mid Cap: PT Astra Otoparts Tbk, PT Austindo Nusantara Jaya Tbk, PT Sampoerna Agro Tbk.

KATEGORI BEST STATE OWNED ENTERPRISE:

Big Cap: PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

MID CAP: PT Timah Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk

KATEGORI BEST RESPONSIBILITY OF THE BOARD:

Big Cap: PT Bank Maybank Indonesia Tbk, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk.

Mid Cap: PT Selamat Sempurna Tbk, PT Bank Mestika Dharma Tbk.

KATEGORI BEST DISCLOSURE AND TRANSPARENCY:

Big Cap: PT BFI Finance Indonesia Tbk, PT Bank OCBC NISP Tbk.

Mid Cap: PT Modernland Realty Tbk, PT PP Properti Tbk.

KATEGORI BEST ROLE OF STAKEHOLDERS:

Big Cap: PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk, PT XL Axiata Tbk.

Mid Cap: PT BISI Internasional Tbk, PT Bakrie and Brothers Tbk.

KATEGORI BEST EQUITABLE TREATMENT OF SHAREHOLDERS:

Big Cap: PT Astra International Tbk, PT Matahari Department Store Tbk.

Mid Cap: PT Hero Supermarket Tbk, PT Salim Ivomas Pratama Tbk.

KATEGORI BEST RIGHT OF SHAREHOLDERS:

Big Cap: PT Bank Central Asia Tbk, PT Indosat Ooredoo Tbk.

Mid Cap: PT Impack Pratama Industri Tbk, PT Dharma Satya Nusantara Tbk.

KATEGORI MOST IMPROVED:

Big Cap: PT Astra Agro Lestari Tbk, PT Link Net Tbk.

Mid Cap: PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk, PT Tunas Baru Lampung Tbk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×