kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IHSG membaik di akhir 2018, hasil investasi asuransi jiwa menembus Rp 6,62 triliun


Minggu, 03 Februari 2019 / 16:26 WIB
IHSG membaik di akhir 2018, hasil investasi asuransi jiwa menembus Rp 6,62 triliun


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja industri asuransi jiwa terus menunjukkan perbaikan di penghujung akhir 2018. Pelaku usaha asuransi jiwa sukses mencatatkan perolah hasil positif karena dibarengi penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, hingga Desember 2018, industri asuransi jiwa membukukan hasil investasi sebesar Rp 6,62 triliun. Jumlah itu meningkatkan dibandingkan bulan-bulan sebelumnya yang sempat minus. Meski capaian tersebut menurun tajam sampai 86,13% dari tahun 2017, yaitu sebesar Rp 47,75 triliun.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu menjelaskan, bahwa secara umum pertumbuhan hasil investasi asuransi jiwa mengikuti tren dan pola yang ada di pasar modal. Bila IHSG turun, maka umumnya hasil investasi industri juga ikut turun.

“Analis dan ekonom sudah memprediksi, bahwa mereka optimistis tingkat IHSG di akhir tahun akan membaik, yang mencapai level 6.000-an. Artinya, ada peningkatan hasil investasi di akhir tahun,” kata Togar kepada Kontan.co.id, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, investasi industri itu bersifat jangka panjang. Jadi, kinerja jangka pendek saat ini hanya gambaran sementara dan tidak terlalu berpengaruhi terhadap kinerja investasi secara industri.

“Turunnya hasil investasi, akan terjadi bila instrumen investasi dijual. Kalau tidak dijual, maka itu hanya kerugian dalam bentuk pembukuan,” ungkapnya.

Sepanjang 2018, total investasi industri hanya tumbuh 1,17% menjadi Rp 463,96 triliun. Dalam hal ini, pelaku industri masih mengandalkan beberapa instrumen investasi, seperti reksadana 36,01%, saham 30,46%, surat berharga negara 13,75%, deposito 7,69% dan obligasi korporasi 5,61%.

Saham sendiri merupakan instrumen investasi jangka panjang, di mana untuk perolehan return-nya bergantung pada pemilihan portofolio saham emiten yang dikoleksi perusahaan. Mayoritas perusahaan memilih instrumen ini karena dinilai memberikan hasil investasi yang menarik di tengah pergerakan IHSG yang terus membaik di tiap tahun.

Sementara pemilihan instrumen deposito, karena pelaku usaha berupaya menjaga tingkat likuiditas di tahun 2019, yang diperkirakan bunga deposito akan naik seiring dengan peningkatan suku bunga The Fed. Dengan kondisi tersebut, ia memperkirakan industri asuransi jiwa akan moncer di tahun ini.

“Kami optimistis, pendapatan industri asuransi jiwa akan lebih baik di 2019 karena tingkat konsumsi meningkat dan pasar modal bergerak positif. Istilahnya, secara umum akan ada rebound saham,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×