kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,11   -0,53   -0.06%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IFC investasi US$ 150 juta di green bond Bank OCBC NISP


Rabu, 01 Agustus 2018 / 13:59 WIB
IFC investasi US$ 150 juta di green bond Bank OCBC NISP
ILUSTRASI. Bank OCBC NISP


Reporter: Grace Olivia | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anggota grup Bank Dunia, International Finance Corporation (IFC), mengucurkan investasi kepada PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) dalam bentuk obligasi hijau (green bond). Nilai emisi obligasi hijau tersebut sebesar US$ 150 juta yang akan digunakan untuk pendanaan sejumlah proyek hijau di Indonesia.

Direktur Eksekutif IFC Philippe Le Houerou, menjelaskan, inisiatif investasi pada obligasi hijau ini merupakan tonggak penting bagi sektor perbankan Indonesia sebagai katalisasi pertumbuhan pasar obligasi hijau dalam negeri.

"Ini baru langkah awal untuk investasi-investasi selanjutnya dalam bidang pendanaan hijau. Kami tengah berdiskusi dengan bank-bank lain di Indonesia, maupun sektor privat lainnya untuk melakukan hal yang sama," ujar Philippe, dalam konferensi pers, Rabu (1/8).

Bank Dunia sendiri, tambah Philippe memproyeksi peluang potensial Indonesia untuk pendanaan hijau dapat mencapai US$ 274 miliar hingga 2030 mendatang. Fokus terhadap pendanaan hijau perlu ditingkatkan mengingat perubahan iklim diprediksi bakal merugikan Indonesia sekitar 2,5%-7% dari PDB pada akhir abad ini.

Sementara, Asif Mustaqim, Principal Investment Officer IFC Asia Pasifik bilang, instrumen ini merupakan obligasi privat dengan IFC sebagai satu-satunya investor. "Untuk imbal hasil obligasi masih dalam tahap finalisasi, belum bisa kami sebutkan. Tapi, obligasi ini memang bukan obligasi yang dicatatkan (listed) karena hanya IFC investornya," ujar Asif.

Adapun, Direktur Regional Asia Timur dan Pasifik IFC Viviek Pathak mengatakan, IFC akan terus menggenjot investasinya untuk penerbitan obligasi hijau hingga tahun depan. "Kami targetkan pendanaan hijau sekitar US$ 1 miliar hingga US$ 1,2 miliar untuk kawasan Asia hingga awal tahun depan," ujar Viviek kepada Kontan.

Sebagai informasi, di tahun fiskal 2018, IFC telah mengucurkan lebih dari US$ 23 miliar dalam bentuk pendanaan jangka panjang untuk negara-negara berkembang, terutama dalam meningkatkan kekuatan sektor swasta. Sementara, OCBC NISP merupakan bank swasta pertama yang menjadi rekan IFC dalam penerbitan obligasi di Indonesia.

Sebelumnya, IFC juga telah menerbitkan obligasi hijau di beberapa negara ASEAN. Di antaranya, obligasi hijau berdenominasi Peso senilai US$ 90 juta di Filipina dan obligasi hijau dengan TMB Bank senilai US$ 60 juta di Thailand.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×