kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak mentah jatuh di tengah melonjaknya kasus Corona di India


Senin, 19 April 2021 / 09:06 WIB
Harga minyak mentah jatuh di tengah melonjaknya kasus Corona di India


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah turun pada Senin (19/4). Di tengah meningkatnya kekhawatiran lonjakan kasus infeksi virus Corona di India dan negara lain akan mengarah pada langkah-langkah yang lebih kuat dan memukul aktivitas ekonomi.

Melansir Reuters pukul 08.46 WIB, harga minyak mentah Brent turun 43 sen atau 0,6% menjadi US$ 66,34 per barel pada 0139 GMT, setelah naik 6% pekan lalu. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 42 sen atau 0,7% menjadi US$ 62,71 per barel, setelah naik 6,4% pekan lalu.

"Dengan ... kasus virus yang bangkit kembali di India dan Jepang, ambisi terus berjalan ke dinding aksi ambil untung," kata Stephen Innes, kepala analis pasar di Axi.

India melaporkan 261.500 infeksi virus corona baru pada hari Minggu, menjadikan kasus hampir 14,8 juta, kedua setelah Amerika Serikat, yang telah melaporkan lebih dari 31 juta infeksi.

Kematian India akibat Covid-19 naik dengan rekor 1.501 menjadi total 177.150.

Baca Juga: Bursa Asia mendekati level tertinggi 1,5 minggu, Bitcoin menutup kerugian

Hong Kong akan menangguhkan penerbangan dari India, Pakistan, dan Filipina mulai 20 April karena kasus impor infeksi virus corona, kata pihak berwenang dalam sebuah pernyataan pada Minggu malam.

Perusahaan-perusahaan Jepang percaya ekonomi terbesar ketiga di dunia itu akan mengalami putaran keempat infeksi virus corona, dengan banyak yang bersiap untuk pukulan lebih lanjut terhadap bisnis, sebuah jajak pendapat bulanan Reuters menunjukkan.

Jepang memiliki kasus Covid-19 yang jauh lebih sedikit daripada banyak negara besar lainnya, tetapi kekhawatiran tentang gelombang baru infeksi meningkat dengan cepat, menurut tanggapan mereka dalam jajak pendapat tersebut.

Peluncuran vaksinasi yang lebih lambat dibandingkan dengan negara-negara Kelompok Tujuh lainnya dan kurangnya rasa krisis di antara masyarakat akan memicu gelombang baru infeksi, tulis beberapa perusahaan dalam jajak pendapat tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×