kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak mentah ditutup stabil, Brent di US$ 72,86 dan WTI ke US$ 70,88


Selasa, 15 Juni 2021 / 06:10 WIB
Harga minyak mentah ditutup stabil, Brent di US$ 72,86 dan WTI ke US$ 70,88
ILUSTRASI. Harga minyak mentah ditutup stabil dengan Brent menguat ke US$ 72,86 per barel dan WTI turun tipis ke US$ 70,88 per barel


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak cenderung ditutup stabil setelah mencapai level tertinggi dalam lebih dari dua tahun. Katalis datang dari pertumbuhan produksi minyak mentah Amerika Serikat (AS) dan penundaan pembukaan kembali Covid-19 Inggris yang mengurangi ekspektasi untuk pertumbuhan permintaan bahan bakar dan pasokan yang lebih ketat.

Senin (14/6), harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Agustus 2021 ditutup menguat 17 sen menjadi US$ 72,86 per barel. Di awal sesi, harga sempat menyentuh US$ 73,64 per barel, tertinggi sejak April 2019.

Hal berbeda terjadi pada harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Juli 2021 yang turun 3 sen ke level US$ 70,88 per barel. Padahal di sesi ini WTI sempat ke US$ 71,78 per barel, tertinggi sejak Oktober 2018.

Pasar bereaksi negatif terhadap perkiraan Energy Information Administration (EIA) yang menyebut produksi minyak serpih, yang menyumbang lebih dari dua pertiga produksi AS, diperkirakan akan naik sekitar 38.000 barel per hari (bph) pada Juli menjadi sekitar 7,8 juta bph.

"Kami memulai dengan kuat di tengah ekspektasi bahwa situasi permintaan sedang membangun momentum karena vaksinasi Covid-19 tinggi. Kemudian laporan EIA membawa angin keluar dari layar," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago. 

Sebelumnya International Energy Agency (IEA) memperkirakan, permintaan global akan kembali ke tingkat pra-pandemi pada akhir tahun 2022, lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.

IEA pun mendesak Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, untuk meningkatkan produksi guna memenuhi permintaan.

OPEC+ telah menahan produksi untuk mendukung harga setelah pandemi menghapus permintaan pada 2020, mempertahankan kepatuhan yang kuat dengan target yang disepakati pada Mei.

Di sisi lain, lalu lintas kendaraan bermotor kembali ke tingkat pra-pandemi di Amerika Utara dan sebagian besar Eropa, dan lebih banyak pesawat mengudara saat penguncian anti-virus corona dan pembatasan lainnya dilonggarkan.

Namun, Inggris pada Senin malam menunda rencana untuk mencabut sebagian besar pembatasan Covid-19 yang tersisa selama sebulan. Ini dilakukan karena penyebaran cepat varian Delta yang lebih menular mulai terjadi.

Musim pemeliharaan yang terjadi di Kanada dan Laut Utara juga telah membantu harga, kata analis Rystad Energy Louise Dickson. Perusahaan memperkirakan sekitar 330.000 barel per hari pasokan minyak dan kondensat sedang offline di proyek pasir minyak Kanada, bersama dengan 370.000 barel per hari lainnya offline di Laut Utara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×