kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak mencapai level tertinggi dalam tiga tahun terakhir


Sabtu, 16 Oktober 2021 / 07:11 WIB
Harga minyak mencapai level tertinggi dalam tiga tahun terakhir


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak berada di level tertinggi tiga tahun terakhir di atas US$ 85 per barel pada hari Jumat (15/10). Kenaikan harga minyak didorong oleh perkiraan defisit pasokan dalam beberapa bulan ke depan karena pelonggaran pembatasan perjalanan terkait virus corona memacu permintaan.

Harga minyak mentah berjangka Brent kontrak Desember 2021 di ICE Futures ditutup naik 1% ke US$ 84,86 per barel. Harga bulan depan, yang menyentuh level tertinggi sejak Oktober 2018 di US$ 85,10 per barel, mencapai kenaikan mingguan 3%. Ini adalah kenaikan harga minyak mingguan keenam berturut-turut.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat (AS) kontrak November 2021 di NYMEX naik 1,2%, menjadi US$ 82,28 per barel. Haga minyak WTI naik 3,5% pada minggu ini dalam kenaikan mingguan kedelapan berturut-turut.

Baca Juga: Ekspor CPO akan dilarang demi dorong hilirisasi, saham-saham ini bisa dicermati

Permintaan telah meningkat dengan pemulihan dari pandemi Covid-19, dengan dorongan lebih lanjut dari pembangkit listrik yang telah beralih dari gas dan batubara yang mahal ke bahan bakar minyak dan solar.

Gedung Putih mengatakan akan mencabut pembatasan perjalanan Covid-19 untuk warga negara asing yang divaksinasi penuh efektif 8 November. Pencabutan pembatasan akan meningkatkan permintaan bahan bakar jet.

Sementara itu, penurunan tajam stok minyak di AS dan negara-negara anggota Organisation of Economic Co-operation and Development (OECD) diperkirakan akan membuat pasokan global tetap ketat.

"Dibutuhkan tiga peristiwa untuk menggagalkan reli harga minyak ini: OPEC+ secara tak terduga meningkatkan produksi, cuaca hangat melanda Belahan Bumi Utara, dan jika pemerintahan Biden memanfaatkan cadangan minyak strategis," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA kepada Reuters.

Baca Juga: Wall Street menghijau, Dow Jones catat kenaikan mingguan terbesar sejak Juni

Perusahaan energi AS minggu ini menambahkan rig minyak dan gas alam selama enam minggu berturut-turut. Melonjaknya harga minyak mentah mendorong pengebor untuk kembali ke sumur.

Jumlah rig minyak dan gas AS, indikator awal produksi masa depan, naik 10 menjadi 543 dalam seminggu hingga 15 Oktober. Data yang dirilis perusahaan jasa energi Baker Hughes Co ini menunjukkan jumlah rig tertinggi sejak April 2020.

Badan Energi Internasional atau International Energy Agency (IEA) pada hari Kamis mengatakan, krisis energi diperkirakan akan meningkatkan permintaan minyak sebesar 500.000 barel per hari (bph). Kenaikan permintaan akan menghasilkan kesenjangan pasokan sekitar 700.000 barel per hari hingga akhir tahun ini, sampai OPEC+ menambahkan lebih banyak pasokan, seperti yang direncanakan pada Januari. 

Baca Juga: Kenaikan harga minyak tak terbendung

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×