kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,02   -1,62   -0.17%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak masih dalam tren penurunan


Kamis, 05 Agustus 2021 / 16:16 WIB
Harga minyak masih dalam tren penurunan
ILUSTRASI. Harga minyak masih dalam tren penurunan karena penyebaran Covid-19 varian delta.


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah dunia melemah dalam beberapa hari terakhir. Kamis (5/8) pukul 15.00 WIB harga minyak mentah WTI tercatat US$ 68,13 per barel, dan minyak mentah Brent berada di level US$ 70,34 per barel. Secara month to date, harga minyak WTI sudah melemah 7,87% dan minyak Brent turun 7,85%.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai, penurunan harga minyak ini karena masalah pandemi Covid-19 varian delta yang menyebar di Amerika Serikat (AS) dan China.

Beberapa wilayah di China dan AS sudah terserang Covid-19 varian delta. “Ini mengakibatkan pengetatan dan berpengaruh terhadap harga minyak yang akan turun,” kata Ibrahim.

Sentimen lain yang membuat harga minyak turun adalah data stok minyak mentah yang saat ini meningkat, walaupun persediaan bensin menurun. Menurutnya, ini berarti di AS dan China penggunaan bensin masih tinggi, karena penurunan ini bersifat sementara.

Baca Juga: Harga minyak naik tipis pada pagi ini (5/8), dipicu ketegangan di Timur Tengah

Secara teknikal, Ibrahim memperkirakan, harga minyak tidak akan kembali naik di akhir tahun dan akan terkoreksi ke US$ 67 per barel – US$ 68 per barel. Sampai akhir tahun, Ibrahim menyebut, permintaan minyak akan pulih karena akan ada pembukaan lockdown di beberapa negara besar.

“Pada saat negara-negara melakukan lockdown minyak mengalami penurunan, tetapi ketika sudah dibuka, orang akan membeli secara besar-besaran. Ini akan terjadi dan ini yang kemungkinan besar akan membuat OPEC menahan produksinya, sampai ekonomi global kembali lagi pulih,” kata Ibrahim kepada Kontan.

Ibrahim menambahkan, ke depan sanksi ekonomi atas Iran kemungkinan akan dihilangkan dan ini akan membuat produksi bertambah sehingga harga stabil.

AS juga akan intervensi apabila harga minyak terlalu tinggi, karena terlalu berbahaya untuk negara berkembang dan negara miskin. "AS sudah sering intervensi harga minyak, sejak kepemimpinan Presiden Donald Trump," imbuh Ibrahim.

Selanjutnya: Harga minyak mentah ditutup melemah untuk hari ketiga, WTI ambles ke US$ 68 per barel

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×