kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak Brent menguat ke US$ 54,92 per barel berkat optimisme stimulus AS


Selasa, 19 Januari 2021 / 09:44 WIB
Harga minyak Brent menguat ke US$ 54,92 per barel berkat optimisme stimulus AS
ILUSTRASI. Harga minyak mentah bervariasi


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak mentah berjangka bergerak bervariasi pada awal perdagangan hari ini. Hal ini muncul karena adanya tarik menarik antara optimisme bahwa stimulus pemerintah Amerika Serikat (AS) dapat mendukung pertumbuhan ekonomi global dan kekhawatiran penguncian global akibat lonjakan kasus virus corona. 

Selasa (19/1) pukul 09.00 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Maret 2021 naik 17 sen atau 0,3% menjadi US$ 54,92 per barel. Pada sesi sebelumnya, harga Brent melemah 0,62%.

Sementara itu, harga mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Februari 2021 berada di US$ 52,25 per barel, turun 11 sen, atau 0,2%. Minyak WTI untuk kontrak pengiriman Februari 2021 ini akan berakhir pada hari Rabu (20/1).

Harga minyak sebenarnya mendapat sentimen positif dari permintaan asal China, importir minyak mentah utama dunia. Terlebih setelah setelah data yang dirilis pada hari Senin menunjukkan produksi kilang naik 3% ke rekor baru pada tahun 2020. 

Baca Juga: Harga minyak Brent tergelincir kekhawatiran virus corona dan dolar AS yang kuat

China juga satu-satunya ekonomi utama di dunia yang menghindari kontraksi tahun lalu, setelah berhasil tumbuh 2,3%. Padahal, banyak negara berjuang untuk menahan pandemi Covid-19 dan harus merasakan kontraksi ekonomi. 

"Data kemarin dari China adalah positif untuk harga minyak," kata Michael McCarthy, kepala strategi pasar di CMC Markets di Sydney.

Investor kini mengawasi pidato pelantikan Presiden terpilih AS Joe Biden yang akan digelar pada Rabu (20/1). Pelaku pasar menanti rincian tentang paket bantuan senilai US$ 1,9 triliun yang sebelumnya diungkapkan Biden.

Harga minyak juga telah didukung oleh pengurangan pasokan tambahan Arab Saudi dalam dua bulan ke depan yang diperkirakan akan menarik persediaan global sebesar 1,1 juta barel per hari pada kuartal pertama, kata analis ANZ.

Kekhawatiran tentang meningkatnya kasus Covid-19 secara global dan penguncian baru yang membebani permintaan bahan bakar terus membatasi harga minyak.

Analis ANZ menandai, kekhawatiran tentang penurunan penjualan bahan bakar di India pada Januari dari Desember dan meningkatnya kasus Covid-19 di China dan Jepang yang dapat mengurangi permintaan minyak.

"Di Eropa dan AS, lambatnya peluncuran vaksin juga meningkatkan kekhawatiran bahwa kenaikan permintaan akan tetap sulit dipahami," kata ANZ. 

Selanjutnya: Trump cabut larangan perjalanan Eropa dan Brasil, Biden tak sepakat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×