kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45934,47   6,12   0.66%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak acuan kompak melemah pada pagi ini (22/1), terseret pembatasan di China


Jumat, 22 Januari 2021 / 09:38 WIB
Harga minyak acuan kompak melemah pada pagi ini (22/1), terseret pembatasan di China
ILUSTRASI. Harga minyak acuna meredup


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - MELBOURNE. Harga minyak mentah melemah pada awal perdagangan pada hari, di tengah kekhawatiran pembatasan pandemi baru di China yang akan mengekang permintaan bahan bakar dari importir minyak terbesar dunia itu.

Jumat (22/1) pukul 09.00 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Maret 2021 turun 47 sen, atau 0,9% menjadi US$ 52,66 per barel. Pada sesi sebelumnya, WTI melemah 18 sen.

Serupa, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Maret 2021 melemah 45 sen, atau 0,8% ke level US$ 55,65 per barel. 

Sebelumnya harga minyak mendapat dukungan setelah permintaan bahan bakar di China pulih. Tetapi sumber dukungan itu memudar karena gelombang baru dari kasus Covid-19 telah memicu pembatasan baru untuk menahan penyebaran lebih lanjut.

Baca Juga: Harga minyak WTI ditutup melemah usai stok minyak AS yang naik di pekan lalu

"Memang, investor sedang berjuang untuk melihat melalui rasa sakit jangka pendek untuk keuntungan jangka panjang menjelang akhir pekan karena jumlah kasus Covid-19 di China yang memicu kekhawatiran permintaan yang paling signifikan bagi para pedagang," kata Chief Market Strategist Axi Stephen Innes dalam sebuah catatan.

Terbaru, pusat komersial Shanghai melaporkan kasus pertama yang ditularkan secara lokal dalam dua bulan terakhir pada hari Kamis (21/1).

Pemerintah daerah di daerah yang belum terkena wabah besar menerapkan pembatasan baru, dan Beijing mendesak warganya untuk tidak bepergian selama liburan Tahun Baru Imlek yang akan datang. Padahal saat itu, puluhan juta pekerja perkotaan biasanya kembali ke desa mereka.

Pembatasan baru yang tiba-tiba di seluruh dunia telah berdampak buruk bagi industri penerbangan, dengan jumlah penerbangan secara global turun 25% pada minggu lalu, kata ANZ Research.

"Ini kemungkinan besar akan membebani permintaan bahan bakar jet," kata ANZ Research dalam sebuah catatan.

Baca Juga: Harga minyak WTI turun ke US$ 53,07 per barel, tertekan stok AS pada Kamis (21/1)

Pasar sedang menunggu data persediaan minyak resmi pemerintah Amerika Serikat yang dikeluarkan Energy Information Administration (EIA) pada hari Jumat. Terlebih pada Rabu (20/1), data industri menunjukkan peningkatan mengejutkan 2,6 juta barel pada persediaan minyak mentah AS di pekan lalu.

Laporan mingguan EIA telah ditunda selama dua hari karena hari libur Martin Lutheer King dan Hari Pelantikan.

Selanjutnya: IHSG melemah ke 6.412 di awal pembukaan Jumat (22/1), asing lepas TLKM, BFIN dan BBNI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×