kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga emas fisik semakin melorot, kapan waktunya untuk beli?


Jumat, 13 November 2020 / 08:25 WIB
Harga emas fisik semakin melorot, kapan waktunya untuk beli?


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas fisik logam mulia terus melorot dalam beberapa hari terakhir. Karenanya, analis menyarankan agar investor wait and see terlebih dulu sebelum membeli emas fisik.  

Sebagai informasi, beberapa hari terakhir harga emas fisik logam mulia milik Antam terus mengalami penurunan. Hari ini, harganya turun Rp 2.000 per gram ke level Rp 968.000 per gram. Sedangkan untuk harga buyback turun Rp 4.000 per gram dan berada di level Rp 850.000 per gram.

Analis Global Kapital Investment Alwi Assegaf menilai penurunan tersebut masih akan berlanjut hingga akhir tahun, bahkan memungkinkan hingga tahun depan. 
Kondisi tersebut seiring dengan berkurangnya tingkat ketidakpastian ekonomi dan politik global, alhasil safe haven atau aset lindung nilai mulai ditinggalkan.

"Penurunan masih akan berlanjut, tapi itu juga sangat bergantung pada program distribusi vaksin Covid-19 di Tanah Air dan dari kebijakan Joe Biden ke depan," ungkap Alwi kepada Kontan.co.id, Kamis (12/11). 

Sehingga, Alwi memprediksi pergerakan harga emas fisik hingga akhir tahun bisa menuju level support Rp 886.000 per gram, dengan potensi resistance masih di level psikologis Rp 1.000.000 per gram. Sedangkan untuk tahun depan, level support berpotensi menuju Rp 760.000 per gram dengan kisaran resistance Rp 1.056.000 per gram. 

Baca Juga: Harga emas Antam hari ini turun Rp 2.000 ke Rp 968.000 per gram, Kamis (12/11)

Adapun sentimen yang bakal menjadi penentu arah harga emas fisik tahun ini dan tahun depan masih terkait Covid-19. Berita positif terkait perkembangan vaksin yang lulus uji klinis dan diyakini efektif hingga 90% jadi alasan turunnya logam mulia beberapa hari terakhir. 

Bahkan, berita terkait vaksin berhasil memberikan euforia kebangkitan aset-aset berisiko, dimana pergerakan bursa saham global cenderung meningkat. 
Meningkatnya investasi di aset berisiko tersebut membuat pamor emas global melorot dan menyeret harga emas logam mulia ikut turun. 

Apalagi, dari dalam negeri Alwi mencatat aliran dana asing yang masuk ke pasar saham dalam beberapa hari terakhir mencapai Rp 2 triliun. Itu sekaligus mencerminkan minat investor yang kembali tinggi pada aset-aset berisiko.

"Harapannya, kehadiran vaksin tersebut mampu mengembalikan kondisi ekonomi global sebelum pandemi Covid-19," ungkapnya. 

Sentimen lainnya, terkait unggulnya Joe Biden dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) diharapkan mampu menekan kekhawatiran pasar akan kondisi geopolitik yang diciptakan Donald Trump. 

Sekadar mengingatkan, sebelum pandemi Covid-19, pasar global juga sempat tertekan akibat ketegangan perang dagang yang diciptakan Trump dengan negara seperti China dan Eropa. 

"Lewat Biden, harapannya tensi perang dagang bisa melunak dan dilakukan renegosiasi dengan China dan Eropa," jelasnya.

Jika melihat kondisi yang ada, Alwi menerangkan bahwa sinyal pemulihan ekonomi sudah mulai tercermin dari catatan ekonomi kuartal III-2020 yang lebih baik. Saham-saham bluechip yang semula terdiskon dalam, sekarang mulai menunjukkan pemulihan.

Untuk itu, Alwi menyarankan investor untuk wait and see sembari melihat perkembangan distribusi vaksin dan arah kebijakan Biden ke depan. Jika keduanya bergerak sesuai harapan pasar, ada potensi emas fisik menuju level supportnya. 

"Tunggu sampai akhir tahun, untuk melihat apakah vaksinasi akan berhasil, kemudian bisa pilih buy on weakness saat menyentuh level support," tandasnya. 

Baca Juga: Harga emas Antam turun lagi (11/11), selisih dengan buyback Rp 116.000 per gram

Sementara itu, Business Manager Indosukses Futures Suluh Adil Wicaksono sebelumnya mengungkapkan, tren penurunan harga emas bisa jadi kesempatan investor untuk memburu di harga rendah. 

"Untuk emas fisik, faktor nilai tukar rupiah yang terpantau menguat (beberapa hari lalu) membuat faktor pengali dengan emas spot per gram menjadi kecil," kata Suluh. 

Berkaca dari kondisi tersebut, Suluh merekomendasikan untuk beli emas fisik selama harganya masih di bawah Rp 1.000.000 per gram. Menurutnya, pecahan emas fisik di atas 5 gram akan memberikan return yang lebih baik ke depannya.

Selanjutnya: Rentan turun, harga emas menguat tipis pada Kamis (12/11) pagi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×