kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Bitcoin, Ethereum dll turun pasca larangan China, bagaimana prospek ke depan?


Selasa, 28 September 2021 / 08:04 WIB
Harga Bitcoin, Ethereum dll turun pasca larangan China, bagaimana prospek ke depan?
ILUSTRASI. Harga Bitcoin, Ethereum dll turun pasca larangan China, bagaimana prospek ke depan?


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga mata uang kripto seperti Bitcoin, Ethereum, Binance Coin, Dogecoin, Polkadot dll kembali dalam tren turun pada Selasa 28 September 2021. Harga Bitcoin, Ethereum, Binance Coin, Dogecoin, Polkadot dll melemah pasca kebijakan pemerintah China. Bagaimana prospek harga Bitcoin, Ethereum, Binance Coin, Dogecoin, Polkadot dan mata uang kripto lainnya ke depan?

Pemerintah China melalui People's Bank of China mengumumkan semua transaksi mata uang kripto adalah tindakan ilegal dan dilarang di China. Kabar ini jelas menjadi sentimen negatif bagi harga Bitcoin, Ethereum, Binance Coin, Dogecoin, Polkadot dan mata uang kripto lainnya. 

Merujuk Coinmarketcap.com, pada hari ini, Selasa (28/9) pukul 7.50 WIB, harga Bitcoin, Ethereum, Binance Coin, Dogecoin, Polkadot dan mata uang kripto lainnya masih di zona merah. 

Di kelompok uang kripto dengan market cap terbesar, harga Bitcoin US$ 42.289,55, turun 3,28% dalam 24 jam terakhir. Harga Ethereum turun 5,87% menjadi US$ 2.934,30.

Harga Cardano turun 4,49% menjadi US$ 2,14. Harga Tether turun 0,02% menjadi US$ 1. Harga Binance Coin turun 3,09% menjadi US$ 337,49.

CEO Triv.co.id Gabriel Rey mengungkapkan harga Bitcoin, Ethereum, Binance Coin dan mata uang kripto lainnya dalam jangka panjang tidak akan terpengaruh larangan pemerintah China. Alasannya, sikap penolakan pemerintah China terhadap aset kripto sebenarnya bukanlah hal baru.

Ia menuturkan, sejak empat atau lima tahun ke belakang, pemerintah China sudah sering mengungkapkan pelarangan tersebut.  “Hanya saja kemarin isunya bertepatan dengan kejadian gagal bayar perusahaan properti besar di China, Evergrande. Desas-desus yang beredar, USD Tether (USDT) memegang surat utang Evergrande, oleh karena itu berita tersebut membawa dampak negatif,” kata Gabriel kepada Kontan.co.id, Senin (27/9)

Baca Juga: Binance setop layanan bursa kripto di Singapura, ada apa?

enada, Co-founder CryptoWatch dan pengelola channel Duit Pintar Christopher Tahir juga mengamini hal tersebut. Menurutnya fear, uncertainty and doubt (FUD) dari China bukanlah yang pertama kalinya, dan sudah sering terjadi. Oleh sebab itu, dia meyakini sentimen tersebut akan lebih memberikan efek kepada para pemain baru dan menimbulkan kepanikan.

Sementara untuk pemain aset kripto lama, sentimen negatif yang membuat harga terkoreksi tajam justru dimanfaatkan untuk melakukan akumulasi. Jadi menurutnya, bagi yang sudah paham akan pasar kripto, sentimen FUD dari China tidak banyak memberikan dampak negatif bagi mereka.

Baca Juga: Mengenal lebih jauh investasi aset kripto melalui kelas virtual IFEF 2021

Walau begitu, Christopher meyakini saat ini akan menjadi periode yang volatile bagi pasar kripto karena pasar akan menantikan banyak kepastian. Mulai dari petunjuk dari petinggi bank sentral, sehingga volatilitas yang tinggi bisa saja menanti ke depan, bahkan mungkin hingga tapering dimulai.

Tapi, ia melihat saat ini beberapa bank sentral justru berpotensi tidak banyak memberikan hambatan atau menghalangi aset kripto. Malah bisa saja, bank sentral ini memberi sifat yang terbuka terhadap aset kripto dalam beberapa waktu ke depan.

“Khususnya beberapa negara yang berada dalam kondisi kurang prima, bisa saja justru akan merujuk ke Bitcoin sebagai pertolongan kondisi mereka yang sedang terpuruk saat ini,” imbuh Christopher.

Baca Juga: Pebisnis Kripto Global Mulai Menghentikan Layanan di China

Sedangkan Gabriel juga melihat pasar akan menanti kelanjutan kasus Evergrande ke depan akan seperti apa. Pasalnya, selain desas-desus USDT, beberapa sindikasi pinjaman Evergrande ada di bank-bank Amerika Serikat sehingga ditakutkan bisa memberi efek yang lebih parah. 

Oleh sebab itu, Gabriel merekomendasikan dalam jangka pendek sebaiknya mengambil sikap wait and see terlebih dahulu sembari melihat kepastian dari berbagai hal tersebut. Sementara Christopher melihat setiap ada koreksi yang besar, investor bisa melakukan buy on weakness atau dollar cost averaging pada Bitcoin. 

Perkiraan Christopher, harga Bitcoin saat ini memiliki resistance terdekat di level US$ 48.500 dan support di level US$ 40.000 per BTC. Sementara Gabriel menyebut pergerakan harga Bitcoin dalam jangka pendek akan ada di rentang US$ 35.000 - US$ 50.000 per BTC.

Selanjutnya: Setelah TFAS, BBHI & DMMX, inilah saham yang diprediksi beri untung fantastis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×