Berita Bisnis

Harga Batubara Turun, Mitrabara Adiperdana Pasang Target Konservatif

Sabtu, 12 Januari 2019 | 06:55 WIB
Harga Batubara Turun, Mitrabara Adiperdana Pasang Target Konservatif

Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Dian Pertiwi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan tambang batubara, PT Mitrabara Adiperdana Tbk, memasang target konservatif produksi batubara tahun ini. Perusahaan ini mengincar volume produksi serupa dengan target tahun lalu yang sebanyak 4 juta ton batubara.

Meskipun begitu, Mitrabara Adiperdana tetap memberikan ruang untuk pertumbuhan. "Target produksi kami tahun ini sama, masih di 4 juta ton plus minus 10%," ujar Chandra Lautan, Sekretaris PT Mitrabara Adiperdana Tbk saat dihubungi KONTAN, Jumat (11/1).

Manajemen Mitrabara Adiperdana menjelaskan, target tahun ini sudah ditetapkan dalam rencana produksi jangka menengah. Sejak tahun 2017, perusahaan berkode saham MBAP di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu menetapkan target volume produksi 2018 dan 2019.

Berdasarkan catatan KONTAN, mayoritas produksi batubara Mitrabara Adiperdana memiliki kandungan sulfur yang rendah. Mereka mengoperasikan tambang di Malinau, Kalimantan Utara. Tambang tersebut memiliki empat sampai lima pit dengan kapasitas produksi sebesar 4 juta ton batubara setiap tahun.

Adapun pasar ekspor menjadi tujuan utama penjualan batubara Mitrabara Adiperdana. Merujuk catatan keuangan periode 30 September 2018 misalnya, nilai penjualan batubara di dalam negeri hanya senilai US$ 33.755 atau tak sampai 1% terhadap total penjualan US$ 187,90 juta.

Lima besar negara penyumbang hasil penjualan ekspor Mitrabara Adiperdana meliputi US$ 69,13 juta ke India, senilai US$ 34,34 juta ke Filipina, US$ 22,17 juta ke Korea Selatan, US$ 19,76 juta ke Jepang, dan US$ 15,36 juta ke China. Pemasukan selebihnya berasal dari ekspor ke Vietnam, Taiwan, Selandia Baru, Sri Lanka, dan Pakistan.

Namun, manajemen Mitrabara Adiperdana belum bersedia membeberkan alokasi dana belanja modal alias capital expenditure (capex) 2019. Kalau berkaca dari tahun lalu, Mitrabara Adiperdana menyediakan capex US$ 4,82 juta. Rencana penggunaan terbesarnya untuk membeli mesin, alat berat, dan kendaraan angkut batubara hingga sebesar US$ 1,82 juta. Capex tahun lalu berkurang 27,59% ketimbang tahun 2017 yang mencapai US$ 6,15 juta.

 

Tren harga turun

Tatkala target volume produksi Mitrabara Adiperdana tahun ini stagnan, tantangan industri batubara justru bertambah. Salah satunya adalah tren penurunan harga. Tanpa menyebutkan besaran dampaknya, Chandra menyatakan bahwa kondisi tersebut mempengaruhi kinerja Mitrabara Adiperdana.

Berdasarkan data Bloomberg, harga kontrak batubara di pasar Newcastle, Jumat (11/1) untuk pengiriman Februari 2019 tercatat US$ 97,70 per metrik ton. Harga itu turun 7,52% dibanding periode yang sama tahun lalu (yoy).

Harga batubara acuan (HBA) yang menjadi tolok ukur perdagangan di dalam negeri pun menunjukkan tren serupa. HBA turun dalam periode enam bulan terakhir. Ambil contoh, HBA Januari tercatat US$ 92,41 per ton. Sebulan sebelumnya, HBA Desember 2018 tercatat senilai US$ 92,51 per ton.

Karena tren harga batubara turun, Mitrabara Adiperdana belum memiliki rencana ekspansi. Ketimbang menggelar ekspansi, mereka lebih memilih untuk meningkatkan kepemilikan saham anak perusahaan. "Pada 2018 lebih ke arah peningkatan kepemilikan saham saja," tutur Chandra.

Dalam keterbukaan informasi BEI tanggal 31 Desember 2018, Mitrabara Adiperdana mengabarkan peningkatan modal pada PT Duta Bara Utama pada 27 Desember 2018. Nilai transaksi tersebut Rp 98,2 miliar. Kepemilikan saham Mitrabara Adiperna kemudian naik dari semula 13,33% menjadi 26%.

Lewat peningkatan kepemilikan saham, manajemen Mitrabara Adiperdana yakin Duta Bara Utama bakal memberikan nilai tambah. Mereka juga berharap, anak perusahaan tersebut dapat menjaga fokus bisnis yang dipegang oleh Mitrabara Adiperdana.

Tren penurnan harga batubara mempengaruhi kinerja Mitrabara Adiperdana.

 

Terbaru