kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Golden Eagle target jualan natubara naik 35%


Senin, 09 Januari 2017 / 10:27 WIB
Golden Eagle target jualan natubara naik 35%


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Tersulut membaiknya harga batubara di akhir 2016, membuat manajemen PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) optimistis dengan kinerja tahun 2017. Tahun ini, emiten berkode saham SMMT ini menargetkan penjualan batubara 1,46 juta ton.

Target tersebut naik 35% ketimbang penjualan tahun 2016, yang tercatat 1,08 juta ton atau 90% dari target sebanyak 1,2 juta ton. Untuk mencapai target tahun ini, SMMT menyediakan belanja modal antara US$ 25 juta - US$ 30 juta. "Sebagian besar untuk peningkatan kepemilikan saham di tambang Tabalong dan pengembangannya," kata Roza Permana Putra, Direktur Utama SMMT, kepada KONTAN, Kamis (5/1).

Sejak tahun lalu, SMMT berusaha meningkatkan kepemilikan di konsesi tambang Tabalong. Dari saat ini 34%, SMMT ingin memperbesar saham menjadi 59%. Agar bisa menjadi pemilik mayoritas tersebut, SMMT saat ini masih mengumpulkan prasyarat yang perlu dipenuhi sesuai klausul perjanjian.

Harapannya, rencana tersebut terealisasi dalam waktu singkat sehingga kontribusi tambang bisa terasa. "Akuisisi Tabalong akan memberikan kontribusi tambahan cadangan sekitar 109 juta ton," kata Roza.

Selain itu, kenaikan penjualan perusahaan ini di tahun 2017 diharapkan datang dari produksi tambang SMMT yang ada di Sumatra dan Kalimantan. Roza bilang, lancarnya jalur logistik dan kecukupan angkutan laut akan menjadi faktor penting pencapaian penjualan tahun ini.

Dari sisi pangsa pasar, SMMT berharap bisa memompa penjualan di pasar ekspor. Dalam rencana, SMMT akan memperluas ekspor Vietnam, Filipina, Hong Kong dan negara Asia lain. Wilayah Asia Tenggara memang menjadi pasar strategis SMMT, sebab ekspor tahun lalu hampir 56% menyasar Thailand.

Selain batubara, SMMT berusaha mengejar peluang di bisnis kelistrikan. Sektor bisnis setrum ini akan menjadi peluang fixed income bagi SMMT untuk jangka panjang. "Saat ini kami berpartisipasi dalam proses pra kualifikasi (PQ) pembangkit, namun kelanjutannya tergantung tender dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN)," jelas Roza.

Roza bilang, kinerja SMMT tahun ini bisa lebih baik dari 2016. Proyeksi harga batubara yang lebih baik diharapkan bisa mengerek kinerjanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×