kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Golden Eagle fokus ekspansi bisnis di Kalimantan


Rabu, 08 Juni 2016 / 12:12 WIB
Golden Eagle fokus ekspansi bisnis di Kalimantan


Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. PT Golden Eagle Energy Tbk ngebet menjadi pemilik saham mayoritas atas konsesi tambang batubara di Tabalong, Kalimantan Selatan. Demi mewujudkan niatan itu, mereka akan mengakuisisi 25% saham PT Tabalong Prima Resources, yang juga pemilik konsesi Tabalong.

Akuisisi 25% saham tersebut akan melengkapi akuisisi pertama atas Tabalong pada Juni 2015. "Saat ini sudah 34%, dengan tambahan 25% kami sudah menjadi mayoritas di sana," terang Direktur Utama Golden Eagle Energy Tbk Roza Permana  kepada KONTAN, Selasa (7/6).

Perlu diketahui, konsesi tambang Tabalong memiliki total sumber daya batubara 292 juta ton. Sementara cadangan batubaranya 109 juta ton. Golden Eagle berharap, Tabalong berproduksi mulai pertengahan tahun 2017.

Agar bisnis batubara di Tabalong kian mantap, Golden Eagle akan mengakuisisi PT Mitra Hasrat, perusahaan logistik di Tabalong. "Di sana sudah memiliki terminal batubara dengan jetty dan conveyor, jadi kami tidak bangun pelabuhan lagi," beber Roza.

Dua rencana di Tabalong menjadikan Kalimantan sebagai fokus pengembangan bisnis tahun ini. Golden Eagle  menyediakan capital expenditure atau dana belanja modal US$ 27 juta khusus untuk Pulau Borneo.

Hal berbeda terjadi di Sumatra. Golden Eagle hanya akan menambah jalur pengangkutan batubara di Palembang, Sumatra Selatan. Sebagai perbandingan operasional tambang di Kalimantan memproduksi 686.000 ton batubara pada 2015. Adapun operasional tambang batubara di Sumatra memproduksi 80.000 ton batubara pada tahun lalu.

Tahun ini Golden Eagle menargetkan total volume produksi batubara 1 juta - 1,2 juta ton. Perusahaan berkode SMMT di Bursa Efek Indonesia itu optimistis, pasar batubara dari Sumatra akan mendaki seiring kebutuhan batubara untuk pembangkit listrik. Mereka memperkirakan 50% penyerap batubara Sumatra adalah pembangkit listrik.

Sembari mengejar target, Golden Eagle akan berupaya membenahi kendala bisnis yang masih menghadang. "Masalah utama kami itu logistik, tahun ini kami benahi pasti meningkat," harap Roza.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×