kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Fluktuasi harga bahan baku tidak bisa diprediksi, ESSA fokus menjaga marjin


Senin, 11 November 2019 / 22:42 WIB
Fluktuasi harga bahan baku tidak bisa diprediksi, ESSA fokus menjaga marjin
ILUSTRASI. Kilang gas LPG milik PT Surya Esa Perkasa Tbk atau ESSA. Pendapatan Surya Esa Perkasa melonjak 125,90% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi US$ 168,39 juta di kuartal III 2019.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) mencatatkan kinerja penjualan yang positif pada sembilan bulan pertama tahun ini. Menilik laporan keuangan perseroan, pendapatan perseroan melonjak 125,90% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi US$ 168,39 juta di kuartal III 2019. Sebelumnya, pendapatan perseroan hanya mencapai US$ 74,54 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Kenaikan pendapatan perseroan terkerek oleh penjualan amonia. Sepanjang Januari - September tahun lalu, angka penjualan amonia ESSA hanya mencapai US$ 40,39 juta di kuartal III. Angka ini selanjutnya tumbuh naik 248,30% secara yoy menjadi US$ 140,68 juta di kuartal III tahun ini. 

Baca Juga: Laba bersih turun 40%, ini kata Panca Budi Idaman (PBID)

Maklum saja, ESSA memang baru saja mengoperasikan pabrik amonia bari di Luwuk, Sulawesi Tengah pada pertengahan tahun lalu. 

Dengan capaian penjualan senilai US$ 140,68 juta, penjualan amonia berkontribusi sebesar 83,54% dari total pendapatan. Sementara itu, penjualan elpiji sebesar US$ 24,54 juta berkontribusi 14,57%  dari total pendapatan. Sisanya, pendapatan perseroan berasal dari lini usaha pengolahan.

Kendati demikian, ESSA mencatatkan penurunan pada sisi laba periode berjalan. Berdasarkan laporan keuangan perseroan, ESSA hanya membukukan laba periode berjalan sebesar US$ 4,57 juta pada kuartal III tahun ini. 

Padahal sebelumnya laba periode berjalan perseroan tercatat mencapai US$ 15,41 juta di kuartal III tahun lalu. Artinya, terjadi penurunan sekitar 70,28% secara yoy pada sisi laba periode berjalan.

Corporate Secretary and Head of Legal Surya Esa Perkasa, Lufy Setia R. mengatakan bahwa penurunan laba periode berjalan salah satunya disebabkan oleh kenaikan harga bahan baku serta biaya-biaya lainnya. 

Baca Juga: Investasi manufaktur menurun, serapan tenaga kerja makin landai

Mengacu kepada laporan keuangan perseroan, bahan baku digunakan atau raw material used memang tercatat mengalami kenaikan sekitar 150,32% secara yoy dari yang semula US$ 33,51 juta di kuartal III 2018 menjadi US$ 88,91 juta di kuartal III 2019.

Padahal, bahan baku memiliki porsi yang paling besar dalam  beban pokok pendapatan perseroan. Pada kuartal III 2019 saja misalnya, biaya bahan baku berkontribusi sekitar 63,56% beban pokok pendapatan perseroan.




TERBARU

[X]
×