kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Enam perusahaan percetakan siap raup pendapatan di perhelatan Pemilu 2019


Kamis, 17 Januari 2019 / 19:36 WIB
Enam perusahaan percetakan siap raup pendapatan di perhelatan Pemilu 2019


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Enam perusahaan percetakan akan mendapatkan proyek pemilihan legislatif dan pemilihan presiden yang digelar tahun 2019. Pemilu sedianya diharapkan mendongkrak penghasilan perusahaan percetakan.

Dewan Penasehat Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia (PPGI) Jimmy Juneanto menjelaskan ada enam perusahaan yang memenangkan lelang. Enam perusahaan pencetak yang memenangkan lelang adalah PT Gramedia (Jakarta), PT Balai Pustaka (Jakarta), PT Aksara Grafika Pratama (Jakarta), PT Temprina Media Grafika (Jawa Timur), PT Puri Panca Pujibangun (Jawa Timur), dan PT Adi Perkasa Makassar (Sulawesi Selatan).

"Gramedia dan Temprina menguasai 70% keperluan surat suara dan sisanya yang lain," kata Jimmy kepada Kontan.co.id, Kamis (17/1).

Menurut Jimmy kemungkinan ada 70% bahan baku kertas tersebut akan diambil oleh grup Sinar Mas dan sisanya kemungkinan diambil dari PT Adiprima Suraprinta. Dengan jumlah surat suara tersebut, Jimmy memprediksi ada permintaan 33.000 ton kertas HVS sebagai bahan bakunya. "Surat Suara kebutuhannya jenis kerta HVS 80 gram sedangkan untuk kertas formulir 70 gram," tambahnya.

GM Marketing PT Balai Pustaka (Persero), Basuni menjelaskan pesanan akan dimulai cetak pada hari Sabtu (19/1). Menurutnya spesifikasi sudah ditentukan pada saat tender berlangsung. "Balai Pustaka (BP) mencetak dan distribusi di provinsi Jawa Tengah," kata Basuni kepada Kontan.co.id, Kamis (17/1). Adapun nilai kontrak pendapatan yang didapat BP dari proyek Pemilu tersebut mencapai Rp 84 miliar.

Total kertas yang dicetak BP diantaranya ada 85 juta juta kertas untuk pemilihan legistatif, DPD 28 juta kertas dan Pilpres nantinya ada 28 juta kertas. Untuk kebutuhan baku sudah dibeli sebanyak 3 ribuan ton dari Sinar Mas grup dan Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) grup.

"Harga bahan baku pada 2014 dulu Rp 11 ribu per kilogram (Kg) dan di pilpres 2019 sekarang harga kertas Rp 14.000 per kg," kata Basuni. Akan tetapi menurutnya harga tidak jadi masalah. Apalagi fluktuasi harga tersebut mengikuti nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS serta supply dan demand di pasaran.

Sementara, itu Sri Mulat Chichi, Direktur PT Temprina Media Grafika menjelaskan perusahaan akan mengerjakan 10 provinsi. Sayangnya detail provinsinya belum dibeberkan secara detail. Hanya saja hingga saat ini belum ada proses mencetak. "Posisi saat ini masih proofing. Rencana klick nasional (pesanan) menurut info sekitar tanggal 21 Januari," kata Chichi kepada Kontan.co.id, Kamis (17/1).

Untuk spesifikasi sudah baku ditentukan. Namun untuk kepastian jumlah baru setelah klik nasional berlangsung. Adapun Temprina menurutnya sudah mengerjakan proyek dari surat suara dan formulir KPU sejak tahun 2004.

Citzke Afanti Tandean, GM Sales PT Gramedia Printing belum bisa menjelaskan secara banyak. Menurutnya, Sabtu (19/1) akan ada sesi konferensi pers dengan KPU untuk keterangan lebih lanjut. "Kita dapat untuk provinsi Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, DKI Jakarta dan Sulawesi selatan," kata Citzke kepada Kontan.co.id, Kamis (17/1).

Akhir Desember lalu Ketua Umum Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) Aryan Warga Dalam pernah menjelaskan industri pulp dan kertas masih bisa tumbuh 5% pada tahun depan. Hal ini mengingat kapasitas produksi pulp dan kertas masih meningkat dan juga adanya permintaan kertas untuk pemilu.

"Untuk pemilu kebutuhannya bisa capai 100.000 ton dengan berbagai jenis kertasnya. Tentu ini lebih banyak dibandingkan dengan Pemilu 2014 lalu," kata Aryan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×