kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,47   7,12   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspor pertanian Oktober 2018 turun karena hujan pengaruhi volume panen


Kamis, 15 November 2018 / 18:36 WIB
Ekspor pertanian Oktober 2018 turun karena hujan pengaruhi volume panen
ILUSTRASI. Aktivitas pelabuhan petikemas Tanjung Priok


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan nilai ekspor bulanan dan kumulatif pada sektor pertanian disinyalir karena produksi hortikultura tengah berada di musim hujan yang sebabkan panen turun.

Anton Muslim, Ketua Asosiasi Hortikultura Nasional (AHN) menyatakan kondisi hujan pada sentra hortikultura seperti Jawa Barat dan Jawa Tengah menyebabkan volume produksi sayuran menjadi turun. Tak hanya itu, cuaca dingin hujan ini bisa jadi menyebabkan kualitas panen jadi turun.

"Di musim hujan ini, jamur atau serangga yang kemudian mempengaruhi kualitas ekspor tadi, karena standarisasinya ketat maka jadi masukkan dalam negeri saja," katanya saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (15/11).

Menurut Anton, hujan pada periode kuartal IV ini menyebabkan volume panen sejumlah komoditas hortikultura strategis jadi turun. Sejumlah produk yang ia sebutkan adalah sayur-sayuran, kol, kentang, brokoli, sawi, bunga kol, kubis, buncis dan selada air. Produk-produk ini juga yang diminati importir luar negeri.

Mengutip data Badan Pusat Statistik, ekspor produk pertanian pada periode Oktober 2018 mengalami penurunan nilai sebesar 0,92% menjadi US$ 320 juta dari periode bulan lalu (mom).

Bila dibandingkan periode setahun lalu, nilai ekspor pertanian turun tajam 9,52%. Khusus ekspor sayur-sayuran turun 3,3% jadi US$ 9,358 juta dibandingkan mom US$ 9,68 juta.

Dalam kondisi ini, Anton melihat pemerintah seharusnya mulai turun tangan dan melakukan pengendalian harga dan produksi. "Harga hortikultura dalam negeri juga sedang naik, karena ini volume panen juga turun," katanya.

Maka kepada Kementerian Perdagangan seharusnya mulai lakukan pemeriksaan harga dan ketersediaan di pasar, serta berkoordinasi pada Kementerian Pertanian pada sisi produksinya.

Apalagi permintaan pada produk hortikultura bakal terus stabil di tengah penurunan volume produksinya. Maka instrumen pengendalian stok sayur-sayuran tersebut untuk dalam negeri harus dijaga.

Hal ini juga harus disampaikan kepada eksportir karena sebagai pelaku bisnis tentu mencari opsi yang paling menguntungkan.

"Pengusaha kan seeking margin, jadi kalau ekspor nilainya lebih tinggi maka akan kejar pasar ekspor dibandingkan pasar dalam negeri," jelas Anton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×