kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonomi tumbuh 5,17% di kuartal III 2018, ini tanggapan Istana


Senin, 05 November 2018 / 15:50 WIB
Ekonomi tumbuh 5,17% di kuartal III 2018, ini tanggapan Istana
ILUSTRASI. Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah senang dengan data pertumbuhan ekonomi kuartal III 2018 yang tumbuh 5,17%. Sebab, pemerintah bisa menjaga pertumbuhan ekonomi di angka 5% meski tekanan dari ekonomi global masih sangat kuat.

Staf Khusus Kepresidenan bidang ekonomi Ahmad Erani Yustika mengatakan, tekanan ekonomi global memang sangat berat sejak 2018. Mulai dari lonjakan harga minyak dunia, yang memicu tekanan neraca transaksi berjalan di negara-negara importir minyak.

"Bersamaan dengan itu, bank sentral Amerika Serikat (AS) merealisasikan kenaikan suku bunga acuannya, sehingga menggerogoti nilai mata uang negara lain, terutama di negara-negara berkembang," katanya, Senin (5/11).

Faktor berikutnya hadir dari sektor perdagangan. Yakni ada perang dagang antara AS dengan mitra dagangnya.

Dalam situasi seperti itu, agak sulit berharap ekonomi tumbuh secara potensial. Namun, meski dalam situasi yang seperti itu ekonomi Indonesia masih tumbuh 5,17% di kuartal III-2017.

"Angka tersebut jelas menggembirakan bila dilihat dari skala tekanan eksternal tersebut. Dengan pertumbuhan triwulan III itu, pemerintah telah mampu menjaga ekonomi tumbuh di atas 5% sepanjang 2018," tambah dia.

Erani menilai, jika memperhatikan pertumbuhan sisi penawaran, realisasi pertumbuhan triwulan III-2018 lebih baik, terutama karena industri pengolahan tumbuh lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya. Pada triwulan III-2018, industri pengolahan tumbuh 4,33% (yoy), sedangkan pada triwulan II-2018 tumbuh 3,97% (yoy).

Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga tumbuh di atas 5%. Hal ini dinilai bagus karena lebih dari separuh pertumbuhan ekonomi disumbang oleh konsumsi rumah tangga. Salah satu faktor yang berperan dalam menjaga pertumbuhan konsumsi rumah tangga adalah stabilitas inflasi nasional.

Menurut data BPS, inflasi kalender (Januari-Oktober) 2018 hanya 2,22% menurun dari 2,67% pada periode yang sama tahun lalu. Pada bagian lain, komponen pembentukan modal tetap bruto tumbuh 6,96% (yoy) pada triwulan III-2018, membaik dari 5,87% (yoy) pada Triwulan II-2018. Hal ini tentu tidak terlepas dari upaya pemerintah memacu daya saing dan iklim investasi.

Untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi 2018, pemerintah akan terus fokus pada beberapa hal. Pertama, menjaga inflasi agar tetap mendukung kegiatan investasi. Kedua, mempercepat realisasi belanja pemerintah pusat dan daerah (terutama dana desa).

Ketiga, mendorong realisasi investasi. Keempat, memacu ekspor untuk memastikan agar neraca perdagangan surplus sampai akhir tahun.

Informasi saja, dalam paparannya hari ini, BPS mencatat ekonomi Indonesia di kuartal III-2018 tumbuh 5,17% secara tahunan alias year on year (yoy). Bila dibanding kuartal II-2018 atau quarter to quarter (q-t-q), ekonomi tumbuh 3,09%.

Angka itu lebih tinggi dari kuartal III-2017 yang sebesar 5,06%, tetapi lebih rendah dari kuartal II-2018 yang sebesar 5,27%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×