kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,22   -11,30   -1.21%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ditantang Jonan hilirisasi, ini Jawaban Bukit Asam (PTBA)


Minggu, 10 Maret 2019 / 20:52 WIB
Ditantang Jonan hilirisasi, ini Jawaban Bukit Asam (PTBA)


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Sempat ditantang Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan untuk menghilirisasikan seluruh produksinya, manajemen PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengungkapkan hal tersebut memungkinkan.

Pekan lalu, Jonan mengungkapkan belum banyak kegiatan pertabangan batubara besar di Indonesia yang memiliki semangat untuk melakukan hilirisasi. Untuk itu, Jonan pun menantang PTBA dalam suatu kesempatan untuk menghilirisasikan seluruh produksi batubaranya, di mana tahun lalu total produksi PTBA lebih dari 26,19 juta ton.

Untuk 2019, PTBA menargetkan produksi bisa tumbuh hingga 27,26 juta ton, di mana sebanyak 26 juta ton akan berasal dari Tanjung Enim dan sisanya 1,26 juta ton berasal dari priduksi anak usaha.

"Jadi bisa hemat devisa impor produk produk industri kimia. Impor kita besar sekali, kalau produksi Bukit Asam dihilirisasi, saya akan perjuangkan royalty," kata Jonan di Tanjung Enim pekan lalu.

Di kesempatan yang berbeda, Sektretaris Perusahaan PTBA Suherman mengatakan bahwa peluang untuk menghilirisasikan seluruh produksi batubara PTBA cukup memungkinkan. Namun, hal tersebut tentunya tidak dapat dilakukan secara cepat atau sekaligus. "Pada saatnya nanti, bisa saja terealisasi. Doakan saja, hilirisasi yang kita canangkan dapat segera terwujud," kata Suherman kepada Kontan, Rabu (6/3).

Sebagai informasi, PTBA bakal membangun kawasan Bukit Asam Coal Based Special Economic Zone (BACBSEZ) yang terdiri dari empat komplek pabrik untuk mendukung proyek hilirisasi meliputi komplek pabrik coal to syngas, komplek pabrik syngas to urea, komplek pabrik syngas to DME, dan komplek pabrik syngas to polypropylene.

Pabrik gasifikasi batubara ini direncanakan mulai beroperasi pada November 2022 dan diharapkan akan mampu memenuhi kebutuhan pasar sebesar 500.000 ton urea per tahun, 400.000 ton DME per tahun, dan 450.000 ton polypropylene per tahun.

Harapannya, saat hilirisasi batubara sudah mulai bisa berproduksi di 2022, maka impor LPG Tanah Air yang saat ini masih dikisaran 4,5 juta hingga 4,7 juta ton bisa terpangkas 1 juta ton dari hasil gasifikasi PTBA di Tanjung Enim sebanyak 400.000 ton dan dari Peranap sekitar 600.000 ton.

"Kami fokus dengan Tanjung Enim Palembang dan Peranap Riau, kita harapkan (hilirisasi) segera terwujud keduanya," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×