kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Diselimuti sentimen The Fed, ini anjuran manajemen investasi


Minggu, 14 Juli 2019 / 21:15 WIB
Diselimuti sentimen The Fed, ini anjuran manajemen investasi


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meningkatnya ketidakpastian di pasar global menjadi alasan utama investor harus cermat menginvestasikan asetnya. Beberapa Manajemen Investasi menganjurkan beberapa instrumen yang bisa dilirik untuk memanfaatkan momentum saat ini.

Sekadar mengingatkan, dalam pertemuannya dengan DPR AS Gubernur Bank Sentral AS (The Fed) Jerome Powell secara jelas menunjukkan sinyal bahwa pihaknya bakal memangkas suku bunga acuannya (FFR) di akhir Juli.

Hal ini berkaca dari perkembangan negosiasi Perang Dagang AS dan China yang belum kelihatan ujungnya, serta inflasi AS yang cenderung rendah.

Namun, usai menunjukkan sinyal tersebut, data inflasi AS justru tumbuh di atas ekspektasi pasar ke level 0,1% di Juni 2019.

Namun, pasar cenderung masih optimistis The Fed tetap akan memangkas suku bunga acuannya di akhir bulan ini. Selain itu, indeks harga konsumen inti juga tercatat tumbuh menjadi 0,3%.

Sementara itu, Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan, investasi sebaiknya tidak diperuntukkan untuk jangka pendek seperti saat ini. Namun, sebaiknnya juga disesuaikan dengan tujuan investasi.

Untuk jangka panjang, Rudiyanto menilai tren penurunan suku bunga acuan dari bank sentral cenderung berdampak positif, khususnya terhadap kinerja saham dan obligasi.

Begitu juga bagi investor Tanah Air, di mana dampak kebijakan suku bunga Bank Indonesia (BI) akan lebih terasa di pasar, ketimbang kebijakan The Fed.

"Kalau misalkan suku bunga sudah diumumkan turun, kemudian menunggu harga naik dulu, berarti sudah ketinggalan (untuk investasi). Jadi yang penting adalah melihat apakah valuasinya sudah terlalu mahal atau tidak," ungkap Rudiyanto Minggu (14/7).

Menurutnya, valuasi obligasi saat ini masih belum terlalu mahal, sehingga masih berpotensi untuk naik. Sedangkan untuk safe haven yang dianggap bisa menjadi alternatif adalah reksadana pasar uang.

Rudiyanto memperkirakan, harga wajar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di 2019 bergerak pada rentang 7.200 hingga 7.400.

Sedangkan, Direktur Utama Sucorinvest Asset Management Jemmy Paul Wawointana menilai, beberapa pilihan investasi masih dapat dilirik saat kondisi pasar dibanjiri sentimen sinyal penurunan FFR akhir Juli 2019.

"Pertama obligasi, SUN, dan emas (pilihan safe haven), kemudian saham atau reksadana saham," jelas Jemmy kepada Kontan.co.id.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×