kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Di tengah gejolak ekonomi, kontribusi BUMN meningkat 9,8% per tahun


Rabu, 17 April 2019 / 08:51 WIB
Di tengah gejolak ekonomi, kontribusi BUMN meningkat 9,8% per tahun


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Performa BUMN secara keseluruhan dinilai cukup bagus. Salah satu indikator ditunjukkan melalui kontribusi BUMN terhadap APBN. Dalam empat tahun terakhir, sumbangan BUMN terhadap pendapatan negara meningkat dari Rp 303 triliun menjadi Rp 422 triliun atau meningkat sebesar rata-rata sebesar 9,8% per tahun. 

Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM), Revrisond Baswir menilai, kinerja BUMN tersebut cukup bagus di tengah terjadinya gejolak moneter dan harga komoditas dalam tiga tahun terakhir. 

"Kinerja keuangan BUMN itu secara jelas mengungkapkan bahwa BUMN tidak hanya sehat secara keuangan, tetapi juga tangguh dalam menghadapi gejolak perekonomian yang menerpa Indonesia,” kata Revrisond Baswir, Selasa (16/4). 

Menurutnya, sejumlah BUMN masih mengalami kerugian namun nilai kerugiannya telah mengalami penurunan secara drastis dalam empat tahun terakhir. Pada akhir 2014, BUMN yang merugi berjumlah sebanyak 24 perusahaan. Nilai kerugiannya mencapai Rp 10,2 triliun. 

Namun pada akhir 2017, jumlah BUMN merugi telah berhasil dikurangi menjadi 12 BUMN, sedangkan nilai kerugiannya berhasil ditekan menjadi Rp 5,2 triliun. “Jumlah BUMN yang mengalami kerugian pada akhir 2018 diperkirakan lebih rendah daripada akhir 2017," ujarnya. 

Revrisond mencontohkan, permasalahan yang dihadapi oleh Pertamina, Garuda dan PLN sama sekali bukan masalah baru, karena merupakan warisan masa lalu. Ia juga mengapresiasi langkah pemerintah dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi ketiga BUMN tersebut. 

“Untuk Pertamina, upaya serius yang dilakukan pemerintah antara lain tampak pada dipercayakannya pengelolaan Blok Mahakam dan Blok Rokan kepada Pertamina," jelasnya.

Sementara Ekonom Senior Core Indonesia Hendri Saparini, menekankan perbedaan persepsi dalam menilai performa BUMN dengan performa perusahaan swasta, karena tugas BUMN jauh lebih berat. 

“BUMN sebagai entitas bisnis harus menjaga performanya, baik dari sisi keuangan, pengelolaan, transformasi dengan lingkungan yang baru, dan lainnya. Semua itu harus dilakukan untuk menjaga performa mereka (BUMN) secara finansial maupun secara bisnis,” jelas Hendri Saparini. 

Menurutnya, BUMN juga punya beban atau tugas sebagai agent of development, itu juga harus dilihat sebagai bagian dari performa. Misalnya meningkatkan efisiensi ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat dan memperbaiki public services. Keduanya harus dilakukan dan terkadang menjadi pilihan yang sulit. 

“Misalnya, kenapa kita harus ada BBM satu harga? Menurut saya, ini adalah pilihan politik untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakat lewat daya beli yang lebih baik dengan memberikan BBM satu harga. Ini berarti merugikan BUMN, tentu, karena ada sebagian yang harus dibagi kepada mereka. Tapi sebagai sebuah bangsa, kita tidak hanya melihat satu sisi saja,” ujar Hendri.  

Hendri menambahkan, kebijakan itu bisa saja berdampak secara langsung terhadap turunnya sumbangan deviden  BUMN kepada pemerintah. Tapi bila dilihat secara makro, kebijakan tersebut bisa mendorong sumber pertumbuhan ekonomi baru. Yakni, muncul kekuatan ekonomi di kelompok bawah yang akan membesar dan nantinya mampu membesarkan ekonomi Indonesia baik dalam pajak maupun pertumbuhan ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×