kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dana investasi Dapen terkikis koreksi pasar modal


Jumat, 24 Agustus 2018 / 19:07 WIB
Dana investasi Dapen terkikis koreksi pasar modal
ILUSTRASI. DPLK - Asosiasi Dana Pensiun Indonesia


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana investasi dari pengelola dana pensiun (dapen) mencatatkan penurunan dari awal tahun hingga paruh pertama 2018. Kondisi pasar modal yang loyo disebut menjadi biang keroknya.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, pada bulan Januari, industri dana pensiun mengelola dana investasi sebesar Rp 258,4 triliun. Namun angka ini terus menurun pada bulan-bulan berikutnya.

Per akhir kuartal pertama 2018, dana kelolaan dana pensiun terkikis menjadi Rp 257 triliun. Angka ini lalu menurun cukup dalam pada periode tiga bulan berikutnya hingga terparkir di angka Rp 252,5 triliun pada akhir Juni.

Artinya secara year to date dana kelolaan dana pensiun melorot sebesar 2,28% dalam tempo enam bulan.

Direktur Eksekutif Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Bambang Sri Muljadi menyebut, turunnya nominal dana investasi ini disebabkan sistem penilaian investasi pada pasar modal, baik itu instrumen saham dan obligasi dinilai mark to market. Sementara di saat yang sama performa investasi dari keranjang tersebut memble.

Kondisi harga saham dan surat berharga negara (SBN) memang rata-rata mengalami penurunan. "Maka nilai investasi juga mengalami penurunan seiring dengan pengalokasian portofolio dana pensiun ke sejumlah instrumen tersebut," kata dia, Jumat (24/8).

Di sisi lain, Bambang menyebut dana pensiun juga berkewajiban untuk mengalokasikan investasi ke instrumen SBN atau obligasi BUMN atau anak usaha BUMN untuk digunakan ke proyek infrastruktur. Makanya, instrumen ini tetap harus dimasuki oleh pelaku usaha dana pensiun.

Sementara untuk keranjang saham, ia menyebut porsi investasinya bergerakak jauh dari kisaran 12% sampai 15%. "Sementara kedua instrumen tersebut mengalami penurunan pasar sampai akhir Juni," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×